Wawancara vokalis Superglad: Album baru, hobinya beli CD original tapi kadang download bajakan, dan tur keliling Jawa
Superglad kembali dengan album baru bertajuk Terangkan Dunia. Reaksi positif terhadap album sebelumnya membuat band asal Jakarta ini bersemangat untuk semakin memperkaya warna musik. Termasuk dengan menggandeng lima musisi lintas genre sebagai produser mereka.
Batok.co hadir di acara peluncuran album serta hearing session yang diadakan di area Parkir Timur Senayan, Jakarta, baru-baru ini.
Sang vokalis, Lukman āBulukā membagikan sejumlah cerita seru. Termasuk soal keputusannya membuat album fisik dengan harga murah. Simak wawancaranya berikut ini:
Apa perbedaan paling kentara dari album Terangkan Dunia dengan album-album sebelumnya?
Bedanya sangat signifikan, pertama dari lima produser. Ada Ricky Seringai, Iga Masardi, Yai Item, Fafa, dan Kin Aulia. Kalau album sebelumnya kita berkolaborasi dengan beberapa musisi teman kita, kali ini kita diproduseri. Jadi warnanya berbeda banget karena mengikuti warna musik mereka.
Ricky Seringai, jadi gimana tuh?
Iyah, judulnya Bersiap untuk Perang. Lagunya ya jadi Seringai (tertawa). Bener-bener Seringai. Gua pas dengerin, ini Seringai banget (tertawa). Udah karakter mereka.
Sebebas apa nih lima produser tadi dalam merombak lagu Superglad?
Kalau album kemarin kan kolaborasi, musiknya udah jadi, dan mereka tinggal nyanyi atau isi gitar. Nah kalau ini, kita kasih mentahnya. Mereka bikin semua sampai drumnya dirubah. Dibebasin. Bahkan lagu Hi! musiknya sampai berubah jadi kayak The Strokes. Karena Iga Massardi ngarahinnya ke The Strokes. Aslinya gak gitu.
Tapi para produser juga tahu batasannya, tahu benang merahnya Superglad. Jadi pas didengerin, ya masih Superglad, cuma something new aja. Dan itu bikin gua seneng karena fans bisa menerima. Selain itu, semua lagunya juga melibatkan fans. Karena pas sedang buat lagu, kita ngundang mereka. Workshop bikin lagu bareng lah.
Kalau kita lihat industri musik Indonesia kan lagi lesu, bagaimana reaksi Superglad tentang itu?
Dalam waktu dekat ini kita akan ada tur sama ngejar event off air sebanyak-banyaknya. Lewat momen itu kita ingin sekalian mengedukasi bahwa rekaman itu gak gampang dan gak murah. Musisi kita banyak dikenal di luar negeri tapi kok malah orang luar negeri yang membeli CD aslinya, orang kita sendiri malah gak. Jadi kita ingin mengedukasi orang untuk menghargai karya musisi kita sendiri.
Untuk album fisik sendiri, masih seberapa penting kah?
(Album) Fisik itu penting ya. Kalau mau punya yang digital ya monggo-monggo aja. Tapi fisik itu lebih kayak barang yang bisa kita pegang. Untuk dikoleksi segala macam.
Gua adalah orang yang sangat sering mendownload lagu, kadang yang bajakan, tapi gua punya yang aslinya walaupun gua gak puter. Misalkan, cd Stars and Rabbits. Gua taruh di rumah, gua simpan. Kadang gua titipin ke teman buat minta ditandatangin. Jadi gua punya hampir seribu CD temen musisi yang ada tandatangannya tapi gak pernah gua puter. Yang penting gua udah beli aslinya, kenapa gua download ya karena gua gak mungkin bepergian membawa cd sebanyak itu.
Baca juga:
- Wawancara JRX SID: Soal Devildice, Reklamasi, Ahmad Dhani, dan Jokowi
- Wawancara Ari eks Endank Soekamti: Move on dan bersenang-senang di usia 30-an
Kemarin juga kita meeting, gimana caranya CD kita lebih murah. Jadi kalau gak salah CD kita cuma Rp 30 ribu. Tadinya mau Rp 25 ribu, tapi ternyata menurut tim terlalu murah (tertawa).
Terakhir, kasih gambaran dong soal turnya nanti.
Kita akan tur ke jawa dulu, pakai mini bus, nama turnya Hangout with Superglad, jadi kita gak cuma manggung, kita akan datang ke komunitas, sharing, sama kalau ada event kita sekalian main.
You may be interested
Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian
Batok.co - Nov 30, 2018Selamat jalan Stephen Hillenburg.
Netizen heboh, kaki burung hantu ternyata jenjang banget
Batok.co - Nov 29, 2018WOW!
Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)
Batok.co - Nov 29, 2018āNgapa lu loncat lontong!ā