Band metal bernama Jasad membuat saya malas mendengarkan musik cemen lagi

Suatu malam yang sepi, hujan deras.. Bosan plus eneg juga lama-lama menonton bokep sambil menyambi mendengarkan musik kesukaan.

Isenglah jari ini mengetikan “musik indie” di Google setelah iseng melakukan hal lainnya.

Never really a fan of those so-called “indie” bands, tapi term sok asyik itu membawa saya ke website Djarum Coklat (sumpah bukan iklan) yang menerbitkan artikel review lagu ‘Liman Soka’ milik band brutal death metal Bandung bernama Jasad.

Sedemikian meyakinkannya sang jurnalis musik merangkai aksara soal track anti-mainstream tersebut. Katanya tanpa cela dan beringas! Dan saya dengarkan.

Well, yeah. Tapi bukannya semua lagu death metal “beringas” dan terdengar sama seperti orang buang dahak?

Saya dengarkan lagi lagu-lagu lainnya dengan seksama. Asyik juga. Entah bagaimana menggambarkannya selain ya, beringas, karena kadar kemetalan saya memang baru sejauh Korn, Linkin Park dan Bullet For My Valentine.

Saking tidak ada kerjaannya saya mulai cari tahu lebih soal Jasad.
Oh, wow. Ada sejuta orang di Facebook ngefan sama band ini dan kemana saja saya selama ini?

Jasad adalah band gaek yang saking kurang updatenya saya baru tahu. Mereka mengusung musik cadas yang tersisip nilai kearifan lokal.

Video waktu Jasad manggung di Bloodstock Open Air 2015, Inggris:

Anyways.. Satu, dua, tiga lagu dan tak terasa satu jam Jasad ada di telinga. I like them. Tak sekedar Jasad, ada jiwa di dalamnya. Beringas!

Belum berani menyebut diri metalhead, tapi saat ini mereka membuat saya malas mendengarkan musik cemen lagi.

Baca juga:

Batok.co: Ragam cerita seru dari duniamu. Terkini dan terabsurd dari seluruh penjuru planet.