Kisah melankolis Ariel si pembegal yang ingin mengobati ibu

Niat baik ingin mengobati sang ibu yang menderita stroke, namun jalan yang dipilih SH alias Ariel justru membawanya ke bui. Ariel tertangkap bersama dua rekannya yang kerap beraksi mencuri motor di Kanal Banjir Timur, Duren Sawit, Jakarta Timur kemarin.

“Saya butuh uang untuk berobat ibu. Stroke butuh biaya banyak, makanya waktu diajak saya mau,” pemuda 22 tahun ini mengaku pada Tribun.

Selama ini pekerjaannya menjadi kernet metromini hanya menghasilkan 50 ribu Rupiah per hari, dan dirasa tak cukup untuk merawat sang bunda.

“Saya bisa dapat 300 ribu setiap pencurian. Tugasnya pun ringan, hanya bawa motor dan seminggu bisa dua kali,” jelasnya.

Uang yang diterima ia belikan popok untuk adiknya dan kebutuhan ibunya yang sudah tidak mampu bangkit dan hidup normal.

Apapun niat awal Ariel, kini dia harus mendekam di penjara. Sang ayah yang sudah tua dan hanya pekerja serabutan kasar kini sendirian menjadi tulang punggung keluarganya. Ia menyesal dan mengaku khilaf. Tapi sekedar menyesal dan mengaku khilaf tak bisa menghapuskan fakta kalau ia mencuri motor jerih payah orang lain.

Pelanggaran hukum semacam begal dan pencurian di Jakarta banyak didasari oleh kebutuhan. Dalam kondisi sulit, ide jahat kerap menang walaupun didasari niat baik.

Kecuali mungkin para koruptor, yang kebutuhannya sudah dipenuhi sepenuh-penuhnya sampai surplus oleh negara tapi masih saja menggelapkan duit rakyat. Kebutuhannya mungkin PSK kelas atas jadi butuh uang banyak. Semoga lebih sedikit begal di jalanan dan semakin banyak koruptor yang diseret ke dalam tahanan ya.