​Tukang ojek Jakarta mulai gak senang dengan keberadaan Go-Jek

Kisruh Go-Jek versus ojek mencuat di kalangan netizen setelah sebuah cerita di laman Facebook Boris Anggoro tersebar. Boris menceritakan pengalamannya tentang sopir Go-Jek pesanannya diancam tukang ojek mangkal karena dianggap menyabot lahan kerja:

Heboh, sampai-sampai Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja menanggapi cerita perseteruan Go-Jek dan ojek ini.

“Kalau memang menurut kamu ada sistem lain yang lebih baik dari Go-Jek, silakan bikin saja. Justru Go-Jek menolong tukang ojek lebih efisien. Bayangin saja kalau harus mangkal, nunggu di mana-mana, kalau siang sepi. Kalau gabung Go-Jek bisa nunggu di rumah sambil urusi anak dan ngurus yang lainnya,” komentar Ahok yang memang terkenal pro banget dengan jasa angkutan sepeda motor ini, pada Kompas hari ini. 

Go-Jek memang menawarkan asuransi, helm, jaket dan pelatihan bagi tukang ojek yang bosan mangkal. Pemesanan jasa antar ini dilakukan melalui aplikasi di smartphone, di mana harga akan ditentukan berdasarkan jarak tempuh. Dibandingkan sistem tawar menawar yang biasa diterapkan abang ojek pada umumnya, pelanggan lebih suka Go-Jek yang jelas menentukan tarif dan berkesan lebih profesional.

Lebih jauh, Ahok berencana akan menjadikan Go-Jek sebagai kendaraan perantara (feeder) untuk TransJakarta nantinya.

Wuah Pak Gubernur nampaknya kepincut banget sama Go-Jek ya. Tapi kalau abang ojek mangkal semuanya berubah jadi Go-Jek, yang antar orang-orang gaptek malas bersmartphone siapa dong? 

Udahan bacanya? Yuk nonton Coconuts TV!