Yang ngikutin film Insidious dari awal gak bakal asing dengan konsep kaget-kagetan film ini. Sayangnya, hanya itu saja elemen seru yang membuat film prekuel ini agak menyenangkan untuk ditonton. Justru drama keluarga yang terasa kental dalam film horor ini, yang mbak-mbak dan ibu-ibu pasti agak menitikkan air mata deh di adegan akhir film.

Dimulai dengan Quinn Brenner, remaja yang meminta pertolongan Elise Rainier alias Ellie untuk menghubungi mendiang ibunya Lillith Brenner. Ellie sempat mencoba tapi gagal. Ia memperingatkan Quinn untuk gak asal manggil ibunya. Seperti umumnya film horor, remaja ini tentulah melanggar pesan si medium arwah. Akibatnya, dia malah diganggu oleh sosok bermasker penghuni apartemen tempatnya tinggal. Akhirnya Ellie, dibantu Sean (ayah Quinn) dan dua pengusir hantu modern Specs dan Tucker, harus berpetualang menembus alam lain demi menyelamatkan Quinn.

Gak banyak yang baru dalam film horor ini kecuali… Nenek perkasa. Ellie yang bentuknya oma-oma banget ini dengan tangkas dan cekatan melawan hantu di dunia gelap. Pernah main Angry Grandma? Mirip! Kemunculan hantu yang sudah dikenal dari seri Insidious seperti si pengantin buruk rupa masih buat deg-degan. Juga gimmick kecil berkonsep “hah ternyata bukan kamu, lalu siapa dong?” yang agak mendirikan bulu kuduk. Sisanya so-so. Bahkan si pemeran antagonisnya malah mengingatkan kita pada sosok alien. Keren sih. Cuma agak kurang-setan aja.

Overall, film besutan Leigh Whannell, yang juga menulis script dan berperan sebagai Specs (segala bisa ya) ini kita kasih dua coconuts. Okelah kalau buat hiburan tapi kurang pas buat yang betulan pecandu rasa takut.

Cocoscore (dari 5): 

Udahan bacanya? Nonton Coconuts TV dulu dong!