Pemukiman kumuh dan miskin (dan ilegal), tapi tetap bisa nonton TV
Masyarakat miskin ibukota yang tinggal di bangunan liar gak layak di kolong-kolong jalan tol rupanya masih bisa nonton hiburan (agak alay) di televisi lho.
Dalam pembongkaran bangunan liar di bawah jalan tol Prof. Sedyatmo, Penjaringan – Jakarta Utara beberapa waktu kemarin, ditemukan fakta bahwa ada pasokan listrik yang berasal dari lampu-lampu jalan tol.
Listrik menyala mengikuti masa aktif lampu tol mulai pukul 18.00 hingga 06.00. Tentu dayanya juga gak besar. “Paling buat lampu dan TV aja,” kata Agus, salah satu penghuni kolong tol pada Kompas.
Yang lebih miris, meski gak pakai meteran listrik (iyalah wong nyolong), mereka tetap harus membayar listrik bulanan sebesar Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu. Seorang koordinator menerima pembayaran yang lalu disetorkan pada…*siap-siap* orang yang katanya petugas PLN.
“Ada kok petugas PLN yang nagih listrik tiap bulan. Tapi, tidak datang ke warga satu-satu, soalnya ada yang tugasnya ngumpulin uangnya,” ucap Nisa, warga lainnya.
Whaaat? Coba PLN mengusut betul gak ada pihaknya yang melakukan tindakan memancing listrik di lokasi keruh ini.
Apapun, tindakan ini menambah resiko terjadinya kebakaran. Dan kebakaran di jalan tol bisa merusak struktur jalan. Jalan tol mahal dari uang pajak rakyat lho itu.
You may be interested
Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian
Batok.co - Nov 30, 2018Selamat jalan Stephen Hillenburg.
Netizen heboh, kaki burung hantu ternyata jenjang banget
Batok.co - Nov 29, 2018WOW!
Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)
Batok.co - Nov 29, 2018āNgapa lu loncat lontong!ā