Teror ayam formalin di sekitar ibukota

Ayam adalah salah satu sumber protein paling populer di Indonesia. Paling gak seminggu sekali deh makan ayam goreng. Maka, wajarlah kalau kepanikan muncul saat tahu tujuh tempat pemotongan ayam di Budi Asih, Tanah Tinggi, Tangerang terbukti pakai formalin.

Formalin yang biasa dipakai mengawetkan mayat (ataupun potongan tubuh di lab… hiii!) digunakan untuk membasuh daging ayam setelah dipotong. Penggunaan formalin sebagai pengawet disinyalir meningkatkan resiko kanker. Apalagi dengan gaya hidup di Jakarta yang stress nya tinggi, kegiatan fisik jarang dan lingkungan berpolusi.

“Agar tetap terlihat segar dan menarik pembeli, mereka mencampur ayam potong dengan formalin cair,” kata Wakil Direktur Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Iwan Kurniawan pada Tempo.

Selain penampakan yang ciamik, ayam berformalin juga lebih kenyal dan tidak berbau. Lalat saja malas hinggap di ayam awetan ini.

Yang ngeri, sekitar 300 ekor ayam berformalin dari tiap rumah potong lantas disalurkan ke pasar tradisional sekitar Tangerang dan perbatasan Jakarta. Untuk menambah horor, rumah-rumah pemotongan nakal ini rata-rata sudah eksis sejak lima tahun terakhir.

Artinya, ada kemungkinan kita semua sudah pernah makan ayam berformalin.

Dari penutupan tujuh rumah jagal ini, 1.5 ton ayam berformalin dan 5 jeriken formalin cair menjadi barang bukti. Tiga pemilik rumah potong juga diamankan walau gak ditahan. Penjara maksimal 5 tahun dan denda Rp 10 milyar mengancam mereka.

Ayam berformalin melengkapi daftar makanan-makanan yang buat parno, setelah isu beras plastik, sapi glonggong dan tentunya sayur buah berpestisida.

Makin gak sehat nih hidup di Jakarta.