​Kasus mayat bocah di kardus membuat status Jakarta darurat bagi anak-anak

May 23, 2016
1190 Views

Foto: Ilustrasi

Kasus pembunuhan terhadap bocah perempuan berinisial PNF yang tersingkap pada hari Jumat (2/10) di Kalideres, Jakarta Barat begitu memilukan dan menghawatirkan. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Syaiful Hidayat, menilai kondisi sekarang ini di ibukota sudah darurat bagi anak-anak. Pengawasan dan antisipasi kekerasan terhadap anak harus segera ditingkatkan.

“Di RT/RW kita harus jaga lingkungan, menciptakan situasi masyarakat saling mengontrol untuk antisipasi kekerasan,” ujar Djarot seperti yang dikutip Metro TV.

Mayat PNF ditemukan pada Jumat malam di jalan Sahabat, Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat. Warta Kota sempat mewawancari salah satu warga, Alex Sorpah, yang mengakui bahwa lorong tempat ditemukannya kardus berisi mayat PNF memang gelap.

“Mungkin karena gelap itu, pelakunya membuang korban di situ. Padahal kita sudah mengingatkan pihak kelurahan kalau jalan ini seharusnya dipasang lampu, tapi sampai sekarang nggak ada tindak lanjutnya. Karena jalannya gelap, sering juga terjadi penodongan, tapi kita nggak tahu siapa saja korbannya, karena nggak ada yang melapor ke warga. Tahu-tahu besoknya masuk koran,” jelas warga Kalideres berusia 40 tahun ini.

Enggan melapor bisa menjadi masalah. Tapi sudah melapor tidak ditindak lanjuti itu yang lebih bermasalah. Aplikasi pengaduan warga DKI Jakarta, Qlue, saat diakses pada Senin sore (05/10), menampilkan data bahwa Kelurahan Kamal memiliki warga berjumlah 60186 dengan hanya 47 saja yang menjadi member Qlue. Aduan warga Kamal juga tergolong sangat sedikit. Hanya 4 laporan, dengan dua sedang diatasi dan belum ada yang selesai.

Sedih deh dengarnya.

Dalam kasus di Kalideres, orang tua korban sudah sigap dengan menanyakan pihak sekolah tentang keberadaan PNF. Pihak sekolah kemudian memberitahukan bahwa PNF sudah pulang dari pukul 09:30 dengan berjalan kaki seperti biasanya. Namun hingga sore, anaknya yang baru berusia 9 tahun itu belum juga sampai rumah

Ibu kandung PNF juga sebetulnya sudah berusaha bijak dengan mengikuti keinginan anaknya yang tidak mau dijemput di sekolahan. PNF lebih suka jalan pulang sama teman-teman dan malu bila terlihat dijemput orang tua. Namun Jumat sore itu jadi terasa mencekam, saat sang ibu menyadari anaknya telah hilang. Usaha ibu mencari anaknya dengan menanyakan ke warga sekitar jugalah yang membuat polisi bisa mengetahui identitas PNF sebagai korban pembunuhan.

Dengan kondisi ibukota yang sedang darurat kekerasan terhadap anak seperti sekarang, tidak ada salahnya bila kita sedikit lebih tegas terhadap anak dalam menerapkan keselamatan. Tapi bukan berarti setiap anak dikasih handphone dan ditelpon setiap jam sekali. Atau malah over protective yang membuat anak malah mengalami KDRT.

Kita bisa menerapkan salah satu prinsip keselamatan yaitu jangan berjalan sendirian dan diberi pengertian bahwa bukan hal yang memalukan untuk didampingi orang yang lebih dewasa (orang tua atau kerabat).

Kalau soal interaksi anak dengan orang yang tidak dikenal, orang tua harus ekstra keras memberikan arahan agar anak bisa membedakan siapa yang ‘total stranger’ dan siapa ‘harmless stranger’. Atau orang tuanya juga belum bisa membedakan?

Share your thoughts

You may be interested

Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian
Viral
0 shares26523 views
Viral
0 shares26523 views

Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian

Batok.co - Nov 30, 2018

Selamat jalan Stephen Hillenburg.

Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)
Viral
0 shares7323 views
Viral
0 shares7323 views

Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)

Batok.co - Nov 29, 2018

“Ngapa lu loncat lontong!”