Greenpeace Indonesia mendesak pemerintah lebih terbuka tentang pembakaran hutan dengan kampanye #KepoItubaik

Meskipun kabut asap masih terlihat tebal, kondisi udara di kota Palangkaraya pagi ini jauh lebih baik dibanding awal pekan. Foto: Alexander Hotz/Coconuts Media.

Lima hari di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, kami melihat betapa menyedihkan kondisi udara dan kehidupan warga di kota ini dan sekitarnya karena kabut asap yang diakibatkan oleh pembakaran lahan.

Ada pemadam kebakaran yang tak henti melawan api yang terus muncul, nelayan yang tidak bisa memancing karena kabut, dan ada juga orangutan yang habitatnya terancam oleh asap dan api.

Namun kami meninggalkan Palangkaraya hari ini dengan langit cerah berawan, jauh berbeda dari langit jingga yang menyambut kami ketika kami mendarat hari Senin.

Bisakah kondisi ini bertahan, bahkan membaik?

Mungkin bisa, jika masyarakat bersama peduli dan menentang pembakaran lahan demi kebun kelapa sawit atau HTI di Indonesia.

Sejak September, Greenpeace Indonesia meluncurkan kampanye #KepoItuBaik untuk mengajak seluruh masyarakat Indonesia dan dunia memahami permasalahan pembakaran dan eksploitasi hutan-hutan di Indonesia.

Untuk memahami akar permasalahan, Greenpeace Indonesia mengajak masyarakat untuk mendesak Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk membuka data pengolahaan hutan di Indonesia, yang selama ini banyak informasi penting yang tidak bisa di akses oleh publik.

Tanpa transparansi dari pemerintah, tidak ada yang bisa menjamin kalau bencana kabut asap seperti tahun yang terjadi tahun ini tidak akan terulang lagi di tahun-tahun berikutnya.

Bisa jadi suatu saat inilah pemandangan yang menggantikan rimbanya hutan-hutan Indonesia. Photo: Alexander Hotz/Coconuts Media

Marilah bersama menipiskan kabut yang membutakan kita dari permasalahan kabut asap di negeri ini. Kunjungi www.kepoitubaik.com untuk informasi lebih lanjut dan untuk mendukung kampanye ini.