Too little, too late? Setya Novanto mundur dari kursi pimpinan DPR

Bukan hoax bukan mimpi, Setya Novanto resmi mundur dari kursi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI kemarin.

Keputusan ini diresmikan lewat amar putusan sidang Mahkamah Dewan Kehormatan (kalau begini termasuk MKD bobrok gak?)

“Terhitung sejak hari Rabu, 16 Desember 2015, Saudara Setya Novanto dinyatakan berhenti sebagai Ketua DPR RI periode 2014-2019,” ujar Ketua MKD Surahman Hidayat seperti dikutip Kompas.

Setya Novanto tidak ‘diberhentikan’ melainkan ‘berhenti’ alias mengundurkan diri.

“Saya titip surat pengunduran diri saya. Saya dengan besar hati mengundurkan diri untuk kepentingan yang lebih besar, kepentingan bangsa dan negara,” ujar Wakil Ketua MKD Sufmi Dasco yang meniru pernyataan Setnov.

Jadi kayak ‘pahlawan’ gak sih kalau kayak gini?

Semoga kasus Setnov gak berhenti di sidang MKD aja dan dugaan korupsi nya dibawa ke ranah hukum nantinya, bukan hanya dilihat sebagai pelanggaran etik.

Baru deh dia akhirnya bisa ‘diberhentikan’ dari DPR secara keseluruhan.

Anyway, sekarang fraksi partai Golongan Karya (Golkar) sedang menyiapkan calon pengganti untuk Setya Novanto.

Menurut undang-undang, selagi menunggu pengganti definitif, para wakil ketua DPR harus menetapkan salah satu dari mereka untuk jadi pelaksana tugas pemimpin (plt).

Tapi yang sangat jelas dan pasti, bukan sandal jepit yang gantiin Setya Novanto.