#InternationalWomensDay: 4 jenis diskriminasi wanita yang masih ada di Indonesia
Hari ini adalah International Womenâs Day (Hari Perempuan Sedunia), dimana ini merupakan hari untuk merayakan pencapaian sosial, ekonomi, budaya dan politik perempuan.
Harus diakui, perjuangan untuk kesetaraan gender sudah mulai membuahi hasil di Indonesia. Yang jelas wanita jaman sekarang lebih banyak memiliki hak dalam kehidupan bermasyarakat dibanding puluhan tahun yang lalu.
Tapi bukan berarti perjuangannya berhenti disini karena faktanya masih banyak wanita yang didiskriminasi di Indonesia hanya karena kelaminnya. Berikut empat jenis diskriminasi yang masih di alami wanita Indonesia di jaman modern ini:
Tes keperawanan untuk masuk kepolisian dan militer
Indonesia sempat ramai diberitakan dunia karena munculnya berita bahwa tes keperawanan adalah salah satu syarat kelulusan untuk masuk kepolisian dan militer. Sayangnya, Indonesia bukan disorot sebagai contoh positif untuk hal ini, karena tes keperawanan jelas diskriminatif dan merendahkan perempuan.
Kita pun bingung apa hubungannya keperawanan dengan kemampuan seorang wanita untuk menjadi polisi atau tentara. Sayangnya lagi, kepolisian dan militer pun gak merasa ada yang salah dari tes keperawanan.
Umur minimal untuk menikah
Di dalam peraturan Undang-Undang di Indonesia, umur minimal untuk menikah antara wanita dan pria dibedakan – 16 tahun untuk wanita sedangkan 19 tahun untuk pria.
Perbedaan umur tersebut dianggap membatasi kaum wanita, karena usia muda lebih tepat dihabiskan untuk mengenyam pendidikan yang lebih baik.
“Ini sangat memberatkan dan membuat wanita tak bisa memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki. Apalagi kami temukan banyak sekali pernikahan dini hanya bertahan satu hingga dua tahun saja, setelah itu kasihan wanitanya tidak bisa bekerja lagi karena hanya bisa mengurusi anak saja,â ungkap Dian Kartikasari, Sekretaris Jendral Koalisi Perempuan Indonesia dikutip dari CNN Indonesia.
Diksriminasi dalam pekerjaan
Menurut penelitian baru, kebanyakan pria di Indonesia tetap digaji lebih besar dariapda wanita untuk pekerjaan yang sama.
Gak hanya gaji aja, data pada tahun 2013 dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapennas) menyebutkan hanya 209.512 perempuan memegang posisi tinggi di berbagai sektor pekerjaan. Dengan kata lain, hanya 18 persen dari 1,1 juta total pekerja perempuan bekerja di level manajerial.
Kekerasan terhadap wanita
Anggapan bahwa wanita merupakan sosok yang lemah masih terbukti di Indonesia dengan banyaknya kasus kekerasan dan pelecehan wanita.
Ironisnya, kekerasan terhadap perempuan gak hanya terjadi di luar rumah. Pada 2013-2014, Komisi Nasional Perlindungan Perempuan dari Kekerasan (Komnas Perempuan) mencatat 530 kekerasan terhadap perempuan di Aceh, dan 66 persen dari ini terjadi dalam rumah tangga mereka yang melibatkan pasangan atau anggota keluarga.
Selain di rumah, kegiatan wanita di luar rumah seperti kegiatan sosial juga dinilai memicu terjadinya kekerasan pada wanita. Pada 2014 lalu, dari 3.860 kasus kekerasan pada perempuan di ranah komunitas, sebanyak 2.183 kasus adalah kasus kekerasan seksual berupa perkosaan, pencabulan, pelecehan seksual dan paksaan berhubungan badan.
Yuk, saatnya kita semua, wanita maupun pria, berkontribusi dalam upaya mengurangi diskriminasi wanita di Indonesia dan, semoga, di seluruh dunia.
You may be interested
Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian
Batok.co - Nov 30, 2018Selamat jalan Stephen Hillenburg.
Netizen heboh, kaki burung hantu ternyata jenjang banget
Batok.co - Nov 29, 2018WOW!
Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)
Batok.co - Nov 29, 2018âNgapa lu loncat lontong!â