Lihat alkohol sebagai akar masalah kekerasan seksual, mantan Menkominfo Tifatul Sembiring dikritik netizen

Setidaknya ada satu perempuan yang dibunuh oleh laki-laki setiap tiga hari sekali di Indonesia selama tahun 2016.

Menurut aktivis perempuan, cara untuk mengatasi data memilukan ini adalah dengan memberlakukan hukum yang lebih menjamin keselamatan perempuan dari beragam bentuk kekerasan seksual. Hukum yang berlaku sekarang hanya mencakup tiga dari 15 bentuk kekerasan seksual yang sudah diidentifikasi oleh Komnas Perempuan.

Kalau Tifatul Sembiring, anggota DPR yang juga mantan Menteri Komunikasi dan Informatika, punya pendapat lain. Baru-baru ini Tifatul berkicau di Twitter soal kasus pemerkosaan dan pembunuhan YY, siswi SMP berusia 13 tahun yang diperkosa dan dibunuh 14 remaja dan laki-laki di Bengkulu pada April kemarin. Menurut Tifatul, akar masalah kekerasan seksual adalah alkohol.

‘Bukti’ yang dibawa Tifatul adalah artikel koran yang ada kutipan dari Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Khofifah menyatakan para pelaku pemerkosaan YY minum alkohol dulu sebelum melakukan aksi bejatnya. Dari situ, Tifatul langsung nyimpulin alkohol adalah akar masalah kekerasan seksual… (dan kita yang harus mikir?!)

Banyak netizen yang melihat Tifatul terlalu menyederhanakan persoalan kekerasan terhadap perempuan, dan bahkan keliru dalam melihat permasalahan.

Kami sih berharap gak banyak orang yang setuju dengan pendapat Tifatul. Lagian juga ini tuh pendapat dari orang yang pernah ngomong kalau LGBT itu boleh dibunuh (dan yang menghilangkan Reddit dan Vimeo di Indonesia!).

Tapi kayaknya masyarakat kita emang lebih gampang ya untuk menyalahkan alkohol (selain cara berpakaian perempuan, maraknya pornografi, dlsb) atas kekerasan seksual terhadap wanita dibanding mengakui kalau ada masalah kultural di tatanan sosial dan hukum kita.