The Special Dream: Kemenpora pengen jadikan Mourinho pelatih timnas Indonesia

Kalau untuk urusan sepakbola, pemerintah kita emang keren!… mimpinya.

Walaupun udah hampir setahun Indonesia gak boleh ikut kompetisi sepakbola internasional (karena kena sanksi FIFA), tapi bukan berarti pemerintah berhenti bermimpi punya timnas bertaraf internasional. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) kini bermimpi rekrut pelatih yang nyebut dirinya ’The Special One’, Jose Mourinho, untuk melatih timnas Indonesia.

Ini serius loh. Menpora Imam Nahrawi sendiri yang ngomong ke media kemarin kalau dia udah diskusi sama Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal ini.

“Wacana ini sudah didiskusikan dengan Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Erick Thohir, walau memang bukan perkara mudah,” kata Nahrawi seperti dikutip Kompas.

‘Bukan perkara mudah’? Ya iyalah! Ini kita lagi ngomongin Jose Mourinho yang udah dapat gelar juara di Inggris, Spanyol, Italia, dan Portugal serta dua gelar juara UEFA Champions League. Dia juga pernah jadi pelatih terbaik versi FIFA pada tahun 2010 (walaupun terakhir sih dia dipecat Chelsea karena kegagalannnya di season ini).

Kalaupun sanksi dari FIFA untuk Indonesia dicabut, apa coba yang bisa ditawarkan pemerintah kita ke Mourinho untuk mau ngelatih timnas Indonesia yang selalu berada di ranking bawah FIFA?

Uang?

“… nilai kontrak Mourinho diperkirakan Rp 250 miliar untuk satu tahunnya,” kata  Nahrawi.

Nah, tuh, apa mampu dan mau bayar Mourinho segitu???

Tapi kemenpora udah punya plan B kalau emang gak bisa dapetin Mourinho. Mereka juga lagi membidik pelatih sukses dan terkenal asal Belanda, Guus Hiddink. Menurut Nahrawi, Hiddink ini lebih berpengalaman melatih timnas, dan gajinya juga lebih murah dibanding Mourinho.

Percuma kasih tau Kemenpora untuk gak mimpi ketinggian.

Ok, ok, mungkin kami terlalu sinis sama wacana (mimpi) pemerintah. Kalau kemarin aja Leicester City bisa jadi juara liga Inggris, ya mungkin aja sih Indonesia bisa punya pelatih international top untuk melatih timnas kita.

Tapi kita mesti turun ke daratan sebentar untuk mempertanyakan pantas gak bayar ratusan milliar rupiah untuk gaji pelatih asing demi melatih tim yang pemainnya emang udah jelas gak jago. Piala ASEAN Football Championship aja mereka gak pernah menang. Masa sih kita harus kucurin uang ke kantong satu orang Portugal ataupun Belanda, padahal jumlahnya bisa secara signifikan menambah anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan hal penting lainnya?