Pemerintah berlakukan hukuman mati atau kebiri bagi pelaku kekerasan seksual terhadap anak

Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari Rabu kemarin menandatangani Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) No. 1 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas Undang-undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak. Perpu ini diresmikan untuk mengatasi maraknya kekerasan seksual terhadap anak.

“Perpu ini dimaksudkan untuk kegentingan yang diakibatkan terjadinya kekerasan seksual terhadap anak yang semakin meningkat secara signifikan,” kata Jokowi di Istana Merdeka seperti dikutip BBC Indonesia.

Ruang lingkup Perpu ini mengatur soal pemberatan pidana, pidana tambahan, dan tindakan lain bagi pelaku kekerasan dan pencabulan terhadap anak.

Pemberatan pidana mulai dari penambahan jumlah masa tahanan hingga pidana mati. Sedangkan pidana tambahan bagi pedofilia diantaranya adalah kebiri kimiawi.

“(Pidana tambahan) yaitu pengumuman identitas pelaku, tindakan berupa kebiri kimia dan pemasangan alat deteksi elektronik” jelas Jokowi.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yassona Laoly kemudian menjelaskan lebih lanjut soal syarat pemberian hukuman pidana tambahan.

“(Hukuman tambahan) itu diberikan kepada pelaku yang berulang, pelaku beramai-ramai, paedofil kepada anak,” kata Yassona.

Soal pidana tambahan kebiri kimiawi, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menegaskan kalau kebiri yang dilakukan itu bukan pemotongan alat vital. Seperti yang dilansir Tempo, Khofifah mengatakan bahwa kebiri kimiawi itu adalah satu bentuk terapi yang bisa mengurangi nafsu seksualitas pelaku.

“Saya tegaskan, ya, kebiri kimiawi itu sesungguhnya terapi,” kata Khofifah pada seperti dikutip Tempo.

Perpu ini sudah diberlakukan oleh pemerintah namun diharapkan nantinya Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengesahkannya menjadi undang-undang. DPR juga kini didesak untuk memasukkan RUU Penghapusan kekerasan Seksual ke dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas 2016, karena semakin maraknya kekerasan seksual bahkan pembunuhan terhadap perempuan yang dilakukan laki-laki.