Indonesia ada di peringkat 10 dunia untuk jumlah orang yang hidup dalam perbudakan

Meskipun perbudakan udah lama dinilai ilegal di seluruh dunia, banyak pakar yang percaya bahwa sekarang lebih banyak orang yang hidup dalam perbudakan dibanding masa lalu. Orang-orang yang masih diperbudak sekarang gak hanya dengan cara kuno, tapi juga termasuk korban human trafficking, buruh paksa, anak-anak yang dipaksa untuk bekerja atau menikah dini serta pekerja rumah tangga yang bekerja di bawah tekanan tanpa bayaran.

Menurut “2016 Global Slavery Inde oleh Walk Free Foundation, Indonesia memiliki salah satu jumlah terbesar untuk orang yang hidup dalam perbudakan di dunia, yaitu peringkat 10 dari 161 negara yang disurvei. Diperkirakan terdapat 736.100 budak di Indonesia, atau 0,286% dari populasi.

Bagian dari perbudakan di Indonesia adalah orang-orang yang diperdagangkan sebagai nelayan di pulau-pulau terluar Indonesia, seperti yang diungkapkan oleh laporan Associated Press yang menang Pulitzer Prize tahun lalu.

Laporan Global Slavery Index mencatat bahwa pemerintah Indonesia udah mengambil langkah-langkah penting untuk memberantas perbudakan, seperti upaya untuk menyelamatkan dan memulangkan 2.000 orang nelayan yang diperdagangkan.

Pemerintah Indonesia baru-baru ini melarang pekerja rumah tangga bekerja di Timur Tengah demi mencegah mereka terjebak dalam lingkungan kerja yang kejam, tapi laporannya juga mencatat “akan ada risiko peningkatan potensi eksploitasi bagi pekerja Indonesia untuk mencari pekerjaan melalui jalur yang tidak resmi.” Secara keseluruhan, dari laporan itu Indonesia dapat nilai “B” atas usaha pencegahan perbudakan.

Dalam laporan itu, sembilan negara lain dengan perkiraan jumlah perbudakan modern terbesar adalah India, China, Pakistan, Bangladesh, Uzbekistan, Korea Utara, Rusia, Nigeria dan Kongo. Kalau dihitung dengan Indonesia, jumlah perbudakan di 10 negara ini mencapai 68% dari total jumlah budak yang ada di dunia saat ini.