Polisi Yogya sita lukisan karena ada ormas yang keblinger mengira pameran seni adalah acara LGBT
Daerah Istimewa Yogyakarta bisa dikatakan sebagai salah satu pusat kesenian Indonesia dimana orang bisa berekspresi secara artistik. Kota Yogya juga dikenal sebagai kota yang dipenuhi keramahan. Tapi itu sebelum maraknya ormas-ormas bermunculan di Yogya yang seenaknya ngebubarin acara-acara seni (bahkan dengan kekerasan), dan ironisnya mereka mendapatkan dukungan dari kepolisian.
Tanggal 19-30 Mei kemarin penikmat seni pop art dimanjakan dengan exhibition “Idola Remaja Nyeniā yang diselenggarakan oleh Independent Art-Space & Management (IAM) di Jl. Naga Lor No.25, Yogyakarta. Selain menampilkan lukisan-lukisan pop art, acara ini juga mengadakan diskusi soal idol dan tokoh-tokoh ikonik seperti Kurt Cobain, Guy Fawkes, Nelson Mandela, dan Andy Warhol.
Tapi di hari terakhir pameran, puluhan orang yang mengaku dari ormas Laskar Kalimosodo (āpolisi moralā yang gayanya mirip-mirip FPI) datang ke lokasi pameran. Mereka dapat informasi dari sosmed kalau di tempat pameran itu ada acara sarasehan LGBT berjudul International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT) yang diselenggarakan organisasi PLU Satu Hati.
Walaupun udah jelas orang-orang Laskar Kalimosodo ini kesasar, tapi mereka tetap minta polisi untuk menginterogasi pihak IAM soal acara LGBT. Polisi pun akhirnya datang dini harinya, udah masuk hari Selasa tuh, dan meminta keterangan dari pihak IAM.
Setelah memang jelas IAM gak ada hubungan apa-apa dengan acara LGBT, para āpejuangā Kalimosodo malah menuduh IAM mempromosikan pornografi lewat lukisan dan gambar. Mereka menuntut IAM untuk menghapus lukisan dinding (mural) yang ada di halaman galeri.
āAneh, bagian mana yang menunjukkan porno. Kami terpaksa menghapusnya karena mendapat desakan,ā kata pihak penyelenggara pameran, Devie Triasari, seperti dikutip Tempo.
Gak cuma itu yang aneh. Polisi juga malah jadinya menyita sembilan lukisan dari pameran dengan alasan menghindari tindakan pengrusakan oleh ormas.
Pihak penyelenggara pameran menuliskan kronologi kejadian ini di Facebook. Menurut postingan itu, IAM sebelumnya sudah menginformasikan soal pameran āIdola Remaja Nyeniā kepada pihak kepolisian. Namun saat hari penyitaan, polisi gak memberikan surat keterangan apa-apa dan gak memberikan jaminan keamanan dari ormas yang secara spontan udah nuduh karya-karya di pameran itu mengandung unsur pornografi.
Untungnya lukisan-lukisan itu kini sudah dikembalikan, itu juga setelah adanya bantuan dari Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta.
Tapi kejadian kayak gini jelas menunjukkan kalau polisi di Yogyakarta tuh kayaknya emang lebih melindungi āhakā ormas merazia atau membubarkan acara yang dianggap meresahkan bagi mereka, dibanding melindungi hak warga untuk berekspresi dan berpendapat. Mirisnya, ini gak cuma terjadi di Yogyakarta, tapi juga di kota-kota lain di Indonesia.
You may be interested
Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian
Batok.co - Nov 30, 2018Selamat jalan Stephen Hillenburg.
Netizen heboh, kaki burung hantu ternyata jenjang banget
Batok.co - Nov 29, 2018WOW!
Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)
Batok.co - Nov 29, 2018āNgapa lu loncat lontong!ā