Sosmed power: Netizen kumpulkan donasi Rp 265 juta untuk pemilik warteg di Serang

Ada berbagai cara untuk menghormati umat muslim dalam menjalankan ibadah puasa, misalnya dengan gak mengganggu kelancaran ibadahnya atau gak makan dan minum di depan yang puasa atas kesadaran sendiri. Tapi baru-baru ini Indonesia heboh karena berita tentang paksaan agar pedagang menghormati orang yang puasa sehingga sumber pencarian nafkahnya terganggu.

Ceritanya nih, Pemerintah Kota Serang, Banten memberlakukan aturan khusus bagi pemilik warung supaya gak jual makanan selama bulan Ramadan. Ibu Saeni, seorang pemilik warteg, menjadi korban aturan ini saat wartegnya di razia dan makanannya disita pada Jumat lalu. Untungnya, ada media yang meliput kejadian itu dan Kompas TV pun melaporkannya.

Insiden razia warung milik Saeni mengundang simpati netizen untuk membantunya, dan komedian stand-up Dwika Putra (@dwikaputra) tergerak menggalang dana untuk Saeni. Dwika mampu mengumpulkan dana senilai Rp 265 juta selama 36 jam dari seluruh donatur di Indonesia. Menurut laman donasinya di Kitabisa!, uangnya akan diberikan kepada Ibu Saeni untuk menutup kerugiannya saat kena razia.

Memang bagus sih masyarakat masih punya rasa solidaritas bagi sesama, tapi kalau pemerintah gak aktif dalam menghentikan razia-razia yang gak simpatik terhadap orang yang gak puasa atau tetap harus cari nafkah selama Ramadan, hal seperti yang dialami Ibu Saeni akan terus terjadi. Bedanya, gak semua pedagang bisa se-beruntung Ibu Saeni dengan mendapatkan donasi yang begitu besar.

Tapi paling gak pemerintah pusat udah mengecam razia ini ketika Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo memperingatkan aparat supaya gak berlebihan dalam memberlakukan aturan untuk menghormati yang puasa. Presiden Joko Widodo juga dilaporkan telah memberikan donasi pribadi senilai Rp 10 juta untuk Saeni.