Warga Samarinda yang dilaporin Walikota Syahrie Jaang karena kritik via SMS dibebaskan

Kemarin kami kaget banget tuh pas denger Wali Kota Samarinda, Syahrie Jaang, ngelaporin warganya ke polisi karena gak terima dikiritik via SMS. Kami khawatir aja tuh Indonesia bakal balik lagi ke era tiran karena pejabatnya gak bisa dikritik.

Seperti dilansir dari Tribun, jadi ceritanya tuh pas tanggal 12 Juni kemarin ada warga Teluk Lerong, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), bernama Abdul Hamid yang gak senang lihat daerahnya banjir melulu dan langsung spontan SMS walikota untuk kritik.

Waktu itu gak ada balasan SMS tuh dari walikota, tapi beberapa hari kemudian Hamid malah dijemput polisi pas lagi buka puasa! Jaang udah bikin laporan ke polisi dan Hamid resmi ditahan tanggal 18 Juni.

Untungnya kemarin Hamid dibebasin karena Jaang udah cabut laporan setelah ada permintaan maaf juga dari Hamid dan keluarganya.

“Yang bersangkutan sudah minta maaf, dan wali kota juga sudah memaafkan, karena ini bulan Ramadan, wali kota memaafkan, jadi semuanya sudah selesai,” kata Kapolresta Samarinda Kombes Pol M Setyobudi Dwiputro seperti dikutip Tribun.

Kapolres juga cerita kalau ternyata Hamid gak cuma nulis soal banjir di SMS-nya, tapi juga ngebanding-bandingin walikota sama tokoh lain di Kaltim.

“Selain kritik tentang banjir, ada juga isi SMS yang menyinggung, yang menyama-nyamakan wali kota dengan salah satu nama yang tidak bisa kami sebutkan namanya. Mungkin itu yang membuat wali kota melaporkan,” kata Kapolres.

Kalau Hamid sih ngakunya udah lupa sama isi SMSnya, tapi dia menyesal karena udah SMS walikota.

“Kalau ada kesempatan saya mau ketemu Pak Jaang meminta maaf. Sebelumnya saya sudah kirimkan surat permohonan maaf, sekarang sudah selesai masalah ini. Menyesal saya sudah mengirimkan SMS seperti itu ke Pak Jaang,” kata Abdul Hamid seperti dikutip Tribun.

Kami ikut senang Pak Hamid udah dibebaskan, tapi kami masih khawatir nih.

Ngeri juga ya kalau nantinya ada lagi pejabat yang bukannya merespon warga dengan baik, malah main laporin polisi aja kayak gini. Lebih ngeri lagi kalau masyarakat Indonesia jadi terbungkam dan gak berani kritik kinerja pemerintah karena takut ditangkap.