Cafe Jamban: Kafe bernuansa toilet di Semarang dengan semangat kepedulian sosial

Merubah cara pandang emang gak mudah. Sesuatu yang udah lazim dianggap ‘menjijikkan’ akan sulit diterima sebagai sesuatu yang membawa kenikmatan. Contohnya toilet.

Yup, alat yang sebetulnya membantu kita mencapai kenikmatan (yes, buang air bisa nikmat kan?) udah terpantri sebagai alat penampung kotoran. Jadi saat ada yang menampung makanan di toilet, hasilnya adalah hujatan dan makian.

Hari ini akun Facebook KICK ANDY SHOW bikin heboh netizen setelah posting foto orang-orang yang lagi makan di Cafe Jamban di Semarang, Jawa Tengah. Kafe ini bukan cuma menyediakan toilet untuk orang-orang duduk, tapi juga menjadikan toilet sebagai wadah makanan.

Karena post ini, KICK ANDY SHOW ‘dikutuk’ netizen. Ada yang kecewa sama pemilihan tema, ada juga yang menghina pembuat konsep Cafe Jamban.

Tapi sebetulnya apa sih Cafe Jamban? Nih pendirinya, dokter Budi Laksono, yang menjelaskan.

Pendirian Cafe Jamban ini dilatarbelakangi kampanye jambanisasi yang dilakukan dokter Budi dan relawan yang tergabung dalam WC4ALL di Jawa Tengah. Dokter yang juga dosen luar biasa Universitas Diponegoro dan Griffith University Australia ini emang udah dari tahun 1998 khawatir soal sanitasi di Semarang.

Awalnya itu dia prihatin banyak warga miskin di Semarang sakit pencernaan seperti diare, disentri, tifus, dan lainnya. Setelah ditelusuri, ketauan kalau banyak warga gak punya jamban sendiri. Mereka memilih untuk BAB di kebun, sungai, atau dibungkus plastik terus dibuang. Kebiasaan inilah yang menyebabkan banyaknya kasus disentri dan diare.

Sekarang, Budi bersama WC4ALL klaim udah berhasil membangun 175 ribu jamban untuk mencegah warga terinfeksi jutaan bakteri karena sanitasi yang buruk.

Nah, setelah tau kisah di balik Cafe Jamban ini jadi tertarik untuk nyobain gak? Toilet yang dijadikan wadah makanan dijamin bersih kok.

Cafe Jamban terletak di JL Untung Suropati No 445, Semarang.