Neon Lights: Linying, musisi dari Singapore, membahas pencapaian ketenaran global

Kadang-kadang, ada momen dimana seseorang berbakat yang keren muncul dan menyita perhatian publik.

Musisi Singapore, Linying, berhasil menduduki chart lokal maupun internasional dan punya fans yang tersebar di seluruh dunia seperti di London, Melbourne, Jerman, Korea Selatan, Austria, dan Denmark (ia sudah pernah konser di semua tempat ini). Seringkali dibandingin dengan Bon Iver, kemampuannya bikin orang lupa kalau dia masih berumur 22 tahun.

Menjelang penampilannya di Neon Lights weekend nanti, kami sempat ngobrol-ngobrol dengan Linying setelah kelar tur ’12 In The World’

Hi Linying! Gimana rasanya setelah setahun keliling untuk konser?

Saya gak bisa menggambarkan pesis gimana perasaanku setelah apa yang terjadi setahun belakangan. Saya menemukan banyak pengalaman baru dengan hal-hal asing dan hal-hal yang baru pertama kali saya alami.

Kamu baru aja tandantangan kontrak dengan Nettwerk Music Group, label yang mengorbitkan Coldplay dan Dido ke pasar US. Apakah ini akan membuatmu tertekan ataukah ini adalah langkah awal kesuksesan?

Merasa sedikit tertekan, tapi saya gak boleh terlalu berpikir kayak gitu. Saya gak berusaha untuk menggambarkan pengalaman ke dalam musik hanya untuk khawatir dengan perasaan tekanan.

Nama ‘Linying’ udah sering nongol di sosmed dan berita musik selama setahun terakhir. Gimana menurut kamu tentang semua hype tentang dirimu?

Saya gak terlalu paham dengan segala sesuatu yang hype, saya gak tau obrolan orang tentangku, saya gak tau kalau ada di post Facebook orang-orang. Tapi itu menyenangkan, saya sangat menghargai bagaimana musik saya diterima di masyarakat.

Soal Neon Lights. Dari semua line-up, siapa yang pengen kamu ajak main bareng? Dan siapa yang pengen banget kamu tonton?

Shura, Neon Indian, Sigur Ros. Penampilan Gentle Bones dan Disco Hue terlalu menarik untuk dilewatkan.

Kami udah melihat hasil watercolour painting kamu, kalau kamu diminta untuk bikin artwork di Neon Lights nanti, kamu mau bikin apa?

Hal-hal terkait lukisan, dan musikku juga, adalah ada unsur definitif yang lahir dari suatu kebetulan. Mungkin saya akan menggambar grafis mutiara tourmaline, tapi bisa aja nanti kelihatannya beda.

Seperti kebanyakan orangtua di Singapore yang fokus terhadap pendidikan, bagaimana mereka mendukung karir musik dan senimu?

Saya sangat beruntung karena orangtua saya realistis dan suportif. Selain sekolah di kampus, mereka juga mengijinkan saya bermusik ketika kelihatan bahwa seni ini bisa dijadikan karir.

Kamu kuliah pelajari sejarah, ceritain dong fakta sejarah yang menurut kamu paling menarik.

Menurut saya adalah cerita tentang awal Revolusi Perancis. Banyak berpikir pemerintahan monarki mampu memecahkan masalah dengan reformasi, tapi pada akhirnya kepala sang raja berada di ujung tombak.

Sacré bleu! Terus kira-kira kalau kamu gak jadi musisi, kamu mau jadi apa?

Mungkin saya akan menjadi sejarawan seni, atau mungkin jualan greeting cards di Etsy.

Seberapa banyak pengaruh tumbuh besar di Singapore terhadap lirik dan musikmu?

Banyak banget, dalam artian di Singapore sendiri udah banyak budaya luar yang masuk, dan budaya luar itulah yang memengaruhi musik saya. Untuk menikmati karya musisi tertentu saya sering beli CD dan nonton konsernya. Jadi menurut saya tema musik saya tergolong universal.

Ngomong-ngomong, siapa nih yang ada di playlistmu belakangan?

Good together / HONNE, Something more holy / Morly, Real peach / Henry Jamison, What2do / Dean

Pendapatmu soal album Bon Iver yang baru?

Suka dong, itu kayak pengembangan alami dari album sebelumnya. Lagu favoritku adalah ‘715 – CR∑∑KS’.

Oke, terakhir nih – beri ucapan untuk orang-orang di music scene Singapore yang kamu apresiasi, dan harapan kamu untuk mereka.

Bandwagon, Lush 99.5FM. Mereka bikin konten yang menarik dan saya harap mereka terus melakukannya.