Camat baru Pajangan, Yogyakarta ditolak oleh sebagian warga karena ia bukan Muslim
Gak seperti pemilihan presiden atau pilkada yang bisa dilakukan secara langsung oleh rakyat, pemilihan camat di suatu daerah adalah hak bupati atau walikota setelah diusulkan oleh sekertaris daerah.
Namun sebagian masyarakat Kecamatan Pajangan, Yogyakarta, menolak pemilihan Camat Pajangan, Yulius Suharta. Alasan mereka adalah karena Yulius adalah seorang non-Muslim.
Minggu lalu sekelompok masyarakat mengunjungi DPRD Kabupaten Bantul untuk menyampaikan aspirasinya bahwa mereka enggan berada di bawah kepemimpinan Yulius.
āSeingat saya, hari Senin mereka kemari dan didampingi beberapa anggota DPRD. Sekelompok masyarakat meminta camatnya diganti karena non Muslim. Setelah saya dengarkan informasi dari satu kelurahan hari ini, itu hanya sebagian masyarakat saja dan bukan suara mayoritas,ā ungkap Suharsono, Bupati Bantul, dikutip dari Rappler.
Padahal Suharsono memiliki alasan dalam memilih Yulius sebagai camat Pajangan, yaitu untuk merefleksikan semboyan negara Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika sekaligus meminimalisir intoleransi antar umat agama.
Meskipun sebagian masyarakat menuntut penggantian camat terpilih, Suharsono pengen tetap menugaskan Yulius untuk menjabat sebagai camat Pajangan. Ia juga menambahkan gak bisa mencopot jabatan Yulius hanya karena ia seorang non-Muslim.
Tentunya hal ini ada kemiripan dengan kasus Gubernur Jakarta Basuki āAhokā Tjahaja Purnama, yang, sejak awal memimpin sebagai gubernur, ditolak oleh sebagian warga Islam yang gak mau dipimpin oleh seorang non-Muslim.
You may be interested
Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian
Batok.co - Nov 30, 2018Selamat jalan Stephen Hillenburg.
Netizen heboh, kaki burung hantu ternyata jenjang banget
Batok.co - Nov 29, 2018WOW!
Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)
Batok.co - Nov 29, 2018āNgapa lu loncat lontong!ā