Musik dan LGBT: Kisah Kurt Cobain hingga JRX SID yang menjunjung tinggi toleransi

LGBT ini, LGBT itu. Kamu pasti sering mendengar mereka jadi bahan joke diskriminatif di sekitar. Memang kejahatan apa sih yang sudah mereka perbuat kepada umat manusia sampai seakan-akan pantas jadi bahan bulan-bulanan?

Komunitas lesbian, gay, biseksual dan transgender memang sering jadi sorotan belakangan ini. Dari mana mulanya, entah kenapa, meski secara logika orientasi dan perilaku seksual bukan satu hal yang sama, mereka mendadak jadi sebuah ancaman baru bagi sebagian orang, konon lebih laten “bahayanya” dari komunisme.

Tapi c’mon, coba deh dipikir pakai akal sehat. Hanya karena seseorang adalah gay gak berarti dia akan meng-‘grepe-grepe’ setiap cowok yang dia temui bukan? Sama saja seperti kamu yang straight, apa kamu akan langsung merasa horny kepada setiap cewek yang kamu temui di jalan? Gak segitunya juga kan?

Tapi mau pro atau kontra, membiarkan atau anti, adalah hak masing-masing yang harus dihormati. Setiap individu berhak beropini dan memilih di pihak mana ia berdiri. Boleh liberal, relijius, atau apapun itu, yang penting harus tetap toleransi. Suka atau benci, gak ada alasan untuk membully.

Jadi kepanjangan intronya nih. Lalu apa hubungannya LGBT dengan sang legenda grunge, Kurt Cobain, dan drummer SID, JRX?

Well, benih-benih pemikiran homofobia mungkin akan tumbuh subur di pikiran fans musik cadas yang kudet alias kurang update. Gak salah sih, rock ‘n’ roll dan banyak sub-genre turunannya memang identik dengan maskulinitas. Cowok banget deh pokoknya.

Padahal, kalau kamu aware, lumayan banyak lho pahlawan-pahlawan musik rock yang gay. Gak bermaksud mendukung gaya hidup mereka atau bagaimana, semua adalah pilihan pribadi. Hanya ingin membuka mata saja. Legenda Queen, Freddie Mercury salah satunya. Semua tahu kalau dia biseksual. Gak ketinggalan juga David Bowie.

Kurt Cobain seorang gay? No, semua tahu kalau motor Nirvana tersebut menikah dengan Courtney Love dan memiliki anak bernama Frances Bean. Lalu?

Begini, meski gaya hidup sang rockstar terkenal kacau dan urakan, urusan toleransi, doi nomor satu. Gak percaya?

Ini kata Cobain di catatan album kompilasi Nirvana “Incesticide” tahun 1990: “Kalau kamu, dengan cara apapun, membenci homoseksual, orang dari warna kulit yang berbeda, atau perempuan, tolong bantu kami, tinggalkan kami. Jangan datang ke konser kami dan jangan beli album kami.”

Sementara itu kalau dari dalam negeri, JRX alias Jerinx atau yang bernama asli I Gede Ari Astina adalah bukti kalau rock ‘n’ roll bersahabat dengan komunitas LGBT. Di balik tampilan galak, sangar dan penuh tatonya, siapa sangka kalau ia memiliki salah satu hati dan pikiran paling open minded di negeri ini.

Di tengah kesibukannya manggung, di Instagramnya JRX cuek pamer foto bareng seorang transgender sebagai bentuk support terhadap LGBT. Seperti Kurt Cobain, ia juga terang-terangan menyatakan sikapnya yang pro LGBT dan anti homofobia di caption foto.

With Vina, one of the most gorgeous transgender in Jogja. Was really nice to meet you, sister Sampai jumpa malam ini di Bojonegoro, saya bersama @sid_official sudah tak sabar tuk mengamplas pelipis homophobic mu 😎 #proLGBT #memanusiakanmanusia #lovewins #allthetime #antihomophobia #kitaversusmereka

A post shared by JRX (@jrxsid) on Jan 28, 2017 at 6:48pm PST

“With Vina, one of the most gorgeous transgender in Jogja. Was really nice to meet you, sister (Dengan Vina, salah satu transgender tercantik di Jogja. Senang bertemu kamu, saudariku). Sampai jumpa malam ini di Bojonegoro, saya bersama @sid_official sudah tak sabar tuk mengamplas pelipis homophobic mu. #proLGBT #memanusiakanmanusia #lovewins #allthetime #antihomophobia #kitaversusmereka,” begitu tulis JRX.

Kami bangga banget ada orang-orang kayak Kurt Cobain Cobain dan JRX SID yang menjunjung tinggi toleransi. Mereka memang pantas jadi idola. Tapi sayang, kayaknya yang seperti mereka gak terlalu banyak di Indonesia. Kalau aja ada lebih banyak lagi public figure yang berani seperti mereka, bukan gak mungkin mindset masyarakat akan berubah jadi jauh lebih open minded.

Jadi, seberapa rock n’ roll kamu sebenarnya?