Seorang dokter tolak pasien pengguna BPJS karena menganggapnya “riba”
Kami gak bisa membayangkan bagaimana hancurnya perasaan pasien saat ditolak berobat di rumah sakit.
Di media sosial, beredar kabar ada seorang dokter bernama Masyhita yang berpraktek di Rumah Sakit Permata Pamulang yang menolak mengobati pasien pengguna BPJS Kesehatan karena menganggapnya sebagai praktek riba.
Ini dokternya keblinger atau gimana sih? pic.twitter.com/9ZJyAOLjsy
— SISKA (@fransiskancis) May 23, 2017
Usut-punya usut, hal itu benar adanya. Rumah sakit mengkonfirmasi bahwa hal itu adalah sikap pribadi si dokter, bukan kebijakan resmi.
“Kalau dari rumah sakit sendiri sebenarnya memang ada dokter yang sudah tanda tangan mau terima pasien BPJS dan ada yang enggak. Dokter Masyitha sendiri memang sebelumnya sudah tanda tangan dan bersedia menerima pasien BPJS, cuma kemarin ternyata mulai memutuskan untuk tidak bersedia terima pasien BPJS. Kami sendiri belum koordinasi dengan beliaunya langsung. Yang penting dari pelayanan rumah sakit pasien tetap diterima dengan cara dialihkan ke dokter lain. Mau rawat jalan rawat inap kita layani,” jelas salah seorang dokter di RS Permata Pamulang, Satyo Satwiko seperti dikutip dari Kumparan.
Menanggapi hal ini, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan kalau memakai BPJS Kesehatan bukanlah perbuatan riba.
“Jangan-jangan kesalahpahaman saja. BPJS itu bukan riba. Jadi perlu diklarifikasi ini sampai jelas,” kata dia seperti dikutip dari Detik.
Pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga turut berpendapat bahwa apa yang dilakukan oleh sang dokter adalah tindakan yang keliru.
“Sebaiknya dokter itu tak perlu nolak siapa pun yang berobat karena menolong orang yang sedang sakit atau butuh bantuan. Dokter dalam sumpahnya membantu orang yang memberikan,” ujar Ketua Komisi Dakwah MUI Cholil Nafis, masih dari Detik.
Well, apapun alasan sang dokter, kami ingin sedikit mengingatkan salah satu bait dari Sumpah Dokter Indonesia yang berbunyi:
Dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita, saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian, atau kedudukan sosial.
Kami juga berharap semoga tak ada lagi yang tega menolak pasien hanya karena berbeda pemahaman. Karena seharusnya, seorang pahlawan, tak pernah memilih-milih siapa yang harus diselamatkannya.
You may be interested
Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian
Batok.co - Nov 30, 2018Selamat jalan Stephen Hillenburg.
Netizen heboh, kaki burung hantu ternyata jenjang banget
Batok.co - Nov 29, 2018WOW!
Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)
Batok.co - Nov 29, 2018“Ngapa lu loncat lontong!”