Afi Nihaya Faradisa mengaku plagiat, minta maaf tapi kok ngeles? (OPINI)

Kami bangga dan salut melihat ada anak semuda Afi Nihaya Faradisa (bernama asli Asa Firda Inayah) mempunyai pemikiran maju dan terbuka. Tulisan-tulisannya di media sosial, terutama “Warisan” yang super viral itu bagaikan oase di tengah gurun intoleransi yang belakangan seakan memanas di negeri kita tercinta.

Namun benar kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak” alias tak ada yang sempurna.

Ramai tuduhan di media sosial belum lama ini kalau tulisannya yang lain, berjudul “Belas Kasih Dalam Agama Kita” menjiplak tulisan berjudul “Agama Kasih” yang ditulis akun Facebook Mita Handayani. Meski sebelumnya membantah, Afi akhirnya mengaku tuduhan itu benar setelah mendapat banyak cercaan dari sebagian netizen.

Penulis yang karyanya dijiplak sendiri tak mempersoalkan hal ini. Baginya, semua orang pernah pernah melakukan kesalahan. Ia juga meminta publik tak telalu menekan Afi dengan harapan-harapan tinggi sehingga membebaninya.

Afi meminta maaf di Facebook. Sayangnya, ada yang janggal dari permintaan Afi. Alih-alih menyesal, Afi justru seperti mencari pembenaran atas “dosa” nya sebagai seorang penulis. Ia juga seakan playing victim, alias memposisikan dirinya sebagai korban.

Permintaan maaf Afi:

Padahal, dalam wawancaranya dengan Kompas TV, tak lama sebelum ia menulis permintaan maaf tersebut Afi sempat mengungkapkan betapa tidak sukanya ia terhadap contek-mencontek di sekolah.

Sayang sekali, Afi Nihaya Faradisa yang opini dan kritiknya mengagumkan justru anti kritik. Yang pasti, dia perlu lebih memahami perbedaan antara “terinspirasi” dan “meng-copy-paste”.

Tidak perlu malu mengakui kesalahan kok Dek Afi. Yang memalukan itu saat kamu tahu kamu berbuat salah, tapi masih ngotot merasa benar. Kami masih percaya kalau kamu secerdas tulisan orisinilmu, “Warisan”.