Yang dangkal, yang radikal: Peneliti Jerman menemukan hubungan antara radikalisme dan pemahaman agama yang terbatas
Agama apapun damai dan indah, namun terkadang “tercoreng” oleh ulah segelintir pemeluknya yang jahat.
Meski secara akal sehat menyebarkan teror dan membunuh orang tak berdosa dengan mengatasnamakan Tuhan bukanlah ajaran agama manapun, radikalis, ekstrimis, teroris atau apapun kamu menyebutnya, selalu percaya diri kalau aksi mereka diridhoi dan bahwa aksi teror mereka akan dibalas dengan surga.
Tapi mengapa sih segelintir penganut agama bisa bisa sebegitu berbedanya dari mayoritas penganut yang lain yang relatif moderat dan toleran? Padahal, kalau dipikir-pikir, kitab sucinya sama, nabinya sama, ajarannya sama.
Mungkin butuh pembahasan setebal skripsi kuliah untuk menjabarkannya. Tapi, menurut sebuah penelitian yang dilakukan dua universitas di Jerman, Bielefeld dan OsnabrĆ¼ck, para radikalis justru memiliki pengetahuan yang dangkal tentang agama yang dianutnya.
Para peneliti menganalisa 5.757 pesan WhatsApp yang melibatkan 12 orang, dalam sebuah telpon seluler yang ditemukan polisi Jerman berkaitan dengan serangan teror oleh simpatisan ISIS terhadap kuil Sikh di negaranya pada 2016 lalu.
Ke-12 orang radikalis, menurut para peneliti, menunjukan pemahaman yang terbatas terhadap Islam. Kelompok itu juga disebut berpikir dengan logika “Islam Lego”, dimana mereka menyusun sendiri “kebenaran” sesuai kehendak dan kepentingannya, tanpa banyak atau sama sekali bersumber dari Al Quran.
āSemua percakapan relijius yang dilakukan 12 orang tersebut hanya bersumber kepada apa yang mereka dengar dan rumor belaka,ā kata seorang peneliti, Rauf Ceylan kepada Huffpost.
Bacem Dziri, seorang peneliti lainnya juga menyimpulkan bahwa kelompok itu tak paham pengetahuan dasar tentang Islam.
Well, mungkin keakuratan penelitian yang terbit sebagai buku berjudul “Lasset uns in sha’a Allah ein Plan machen”: Fallgestutzte Analyse der Radikalisierung einer WhatsApp-Gruppe (Islam in der Gesellschaft) ini masih perlu diperdebatkan lagi.
(Untuk membacanya secara lengkap kamu bisa mendapatkannya di sini.)
Tapi di luar itu, sewajarnya kita patut waspada supaya tidak gampang terpengaruh ucapan atau pemikiran orang yang mengaku menyebarkan nilai-nilai agama tapi justru terdengar seperti menyebarkan kebencian semata.
Dinalar saja, kamu mau menganutnya atau tidak, secara mendasar agama apapun itu indah. Mana ada yang mengajarkan kebencian membabi buta?
Baca juga:
Ragam cerita seru dari duniamu. Terkini dan terabsurd dari seluruh penjuru planet.
You may be interested
Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian
Batok.co - Nov 30, 2018Selamat jalan Stephen Hillenburg.
Netizen heboh, kaki burung hantu ternyata jenjang banget
Batok.co - Nov 29, 2018WOW!
Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)
Batok.co - Nov 29, 2018āNgapa lu loncat lontong!ā