Sudah tidak pantas lagi berlindung dengan alasan ‘budaya’ untuk membenarkan pelecehan seksual
Video yang menampilkan sekelompok pria mengerubungi sejumlah penari tradisional Bali viral di dunia maya. Tak diketahui kapan dan dimana lokasi kejadian, tapi dari pakaian yang dikenakan para pria, kemungkinan ini terjadi di sebuah event motocross di Bali.
Di video para pria tak sungkan menyentuh dan melakukan gerakan-gerakan seksual kepada penari layaknya sedang bersetubuh, di depan banyak orang. Sementara si penari nampak membiarkannya.
Post yang diunggah oleh akun Facebook bernama Arta Wan saat ini telah dibagikan lebih dari 12 ribu kali, dan mendapat lebih dari 1.900 komentar.
Jiwa gila
Posted by Arta Wan on Sunday, November 19, 2017
Banyak netizen yang mengecamnya sebagai pelecehan seksual. Tapi ada juga yang membela, menyebutnya sebagai bagian dari ‘joget bumbung’, jenis tarian tradisional Bali yang konon identik dengan erotisme.
Satu hal yang pasti yang tidak bisa dibenarkan adalah aksi dalam video dilakukan di depan anak-anak.
Beberapa netizen juga mengatakan kalau joget bumbung sejatinya tidak seperti itu, dan telah diselewengkan seiring zaman. Meski dalam joget bumbung penari perempuan memang mengajak penonton untuk bergabung.
Joget bumbung sendiri tak lepas dari kontroversi dan Gubernur Bali pernah ingin melarangnya karena menganggapnya penuh unsur “pornografi”.
Sebuah festival juga pernah digelar untuk mengembalikan keaslian dan citra joget bumbung sebagai “tari pergaulan”.
Membicarakan soal budaya bangsa, pantaskah “budaya” dalam video, yang seakan mempertontonkan dan membenarkan perempuan sebagai obyek seks semata dipertahankan?
Jelas tidak, kecuali anda tidak menentang misogini dan tidak mendukung kesetaraan gender.
Tariannya mungkin adalah “budaya bangsa”, tapi jelas reaksi berlebihan para lelaki dan perlakuannya terhadap penari tidak layak dipertahankan. Kita kembali saja ke argumen sederhana untuk melawan pelecehan seksual: apakah anda akan rela jika ibu/istri/kakak/adik/anak anda diperlakukan dengan semena-menanya?
Demi kewarasan di negeri ini, kami berharap sudah tidak ada lagi yang menjawab “rela”. Tapi kenyataan jelas beda, karena pelecehan seksual terus terjadi dimana-mana.
Baca juga:
Batok.co: Ragam cerita seru dari duniamu. Terkini dan terabsurd dari seluruh penjuru planet.
You may be interested
Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian
Batok.co - Nov 30, 2018Selamat jalan Stephen Hillenburg.
Netizen heboh, kaki burung hantu ternyata jenjang banget
Batok.co - Nov 29, 2018WOW!
Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)
Batok.co - Nov 29, 2018“Ngapa lu loncat lontong!”