Mahasiswa nembak gebetan pakai megaphone, dianggap “melukai simbol perjuangan” oleh BEM kampusnya

December 13, 2017
967 Views

Mengungkapkan perasaan ke gebetan memang susah-susah gampang. Ada yang pilih beduaan, ada juga yang di keramaian kayak Arif, mahasiswa Universitas Haluoleo, Sulawesi Tenggara.

Mungkin Arif berharap kesempatan cintanya diterima oleh sang gebetan Dian, akan lebih besar kalau dilakukan di depan mahasiswa lainnya plus pakai megaphone. Mungkin juga biar kata hatinya lebih kedengeran.

Yang jelas aksi Arif nembak dengan megaphone dikritik oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Haluoleo. Lewat post di Facebook, mereka menuliskan kekecewaannya:

Kami mengerti bahwa cinta itu fitrahMemiliki kecenderungan rasa itu anugrahKami paham bahwa jiwa kita haruslah…

Posted by Bem Fib Uho on Sunday, December 10, 2017

Menurut mereka, aksi Arif dianggap norak, korban sinetron, dan menyalahgunakan fungsi megaphone yang merupakan “simbol perjuangan mahasiswa” melawan ketidakadilan. Mereka juga menyarankan cara nembak yang lebih keren dengan mendatangi orangtuanya.

Gak diketahui apakah Arif diterima atau ditolak oleh Dian. Tapi kritikan tersebut justru dikritik balik oleh netizen, banyak yang bilang kalau BEM lah yang lebay dan norak.

Saat kami menulis artikel ini post telah direspon lebih dari 2.000 kali, dikomen lebih dari 1.000 kali, dan dishare lebih dari 700 kali.

Jadi siapa nih yang norak menurutmu?


Batok.co: Ragam cerita seru dari duniamu. Terkini dan terabsurd dari seluruh penjuru planet.

Share your thoughts

You may be interested

Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian
Viral
0 shares26561 views
Viral
0 shares26561 views

Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian

Batok.co - Nov 30, 2018

Selamat jalan Stephen Hillenburg.

Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)
Viral
0 shares7340 views
Viral
0 shares7340 views

Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)

Batok.co - Nov 29, 2018

“Ngapa lu loncat lontong!”