Menyimak persimpangan karya di tubuh Payung Teduh
Payung Teduh dan Pusakata, dua arah berbeda dari asal yang sama.
Terakhir kali kami melihat mantan vokalis Payung Teduh, Is adalah ketika dia manggung di pagelaran Java Jazz 2018.
Mengusung nama Pusakata, Ia nampak nyaman bersenandung di depan para penonton.
Tak cuma itu, Is alias Pusakata juga sudah punya sebuah single baru berjudul ‘Kehabisan Kataā. Lagu tersebut seakan merujuk keputusannya menggunakan format baru.
Sementara itu Payung Teduh yang kini tersisa dua orang, Ivan dan Cito juga memilih untuk tidak bubar.
Dengan dibantu oleh teman-teman yang sepemikiran, mereka jalan terus.
Keseriusanan ini pun menghasilkan sebuah lagu baru berjudul ‘Lagu Dukaā yang musiknya mengingatkan kita akan masa-masa awal band ini.
Bagi keduanya, Payung Teduh adalah rumah yang ingin terus mereka huni.
“Ini udah bukan tentang besar nggak besar, tapi tentang rumah, lu kan gak perduli sebesar apapun, sekecil apapun, home sweet home,ā ucap Cito dalam sebuah wawancaranya bersama Daily Gigs.
Pada akhirnya, apapun permasalahan yang ada di antara kuartet Payung Teduh, mereka masih terus berkarya.
Payung Teduh dan Pusakata adalah dua arah berbeda dari asal yang sama. Ada pertemuan, ada perpisahan. Nikmati saja.
Seperti sepenggal lirik lagu Payung Teduh: Mengapa takut pada lara, sementara semua rasa bisa kita cipta?
Batok.co: Berita musik dan gaya hidup terkini.
You may be interested
Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian
Batok.co - Nov 30, 2018Selamat jalan Stephen Hillenburg.
Netizen heboh, kaki burung hantu ternyata jenjang banget
Batok.co - Nov 29, 2018WOW!
Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)
Batok.co - Nov 29, 2018āNgapa lu loncat lontong!ā