Bila tanpa bir dan teman rasanya The Chainsmokers cukup didengarkan lewat aplikasi (review konser)
Ulasan konser duo Andrew Taggart dan Alex Pall 'The Chainsmokers' yang cukup timpang dengan apa yang telah mereka raih.
Teman-teman, bir, smartphone, dan sing along bisa jadi empat hal yang terus-terusan terangkum sepanjang satu setengah jam konser The Chainsmokers, Jakarta di JIEXPO, Kemayoran Sabtu, 30 Maret lalu. Keempatnya seakan jadi kombinasi tepat untuk menikmati duo yang terdiri dari Andrew Taggart dan Alex Pall itu.
Smartphone? Iya, Setidaknya smartphone selalu muncul buat merekam aksi The Chainsmokers bawain lagu-lagu hits mereka. Ribuan penonton seperti nggak ingin kelewatan untuk mengabadikan momen melihat langsung The Chainsmokers.
Maklum, ini adalah kedatangan pertama Andrew dan Alex di Indonesia sejak sukses merajai chart Billboard dan mengantongi piala Grammy 2017 lalu. Penghargaan tersebut diraih untuk kategori Best Dance Recording di lagu âDonât Let Me Downâ featuring Daya. Well, ibarat kata, mereka naik kelas setelah kedatangan terakhir mereka di gelaran Electro Run Jakarta pada 2015 lalu.
Total ada 15.000 pasang mata hadir menyaksikan The Chainsmokers Sabtu kemarin. Membuka konser dengan potongan intro single bertema politik âSick Boyâ, Andrew dan Alex naik ke atas panggung tepat di pukul sepuluh malam.
âHalo Jakarta! Angkat tangan kalian! Kami The Chainsmokers, senang bisa kembali,â ujar Alex dari atas panggung. Lantas, duo asal New york ini langsung melanjutkan dengan single terbaru âEverybody Hates Meâ
Namanya juga konser musik EDM. Cukup sulit untuk menentukan jeda antara satu lagu dengan lagu selanjutnya. Deretan hits terus diputar seperti âInside Meâ, âAll We Knowâ, âRosesâ, âParisâ, âSomething Just Like thisâ hingga âDonât Let Me Downâ.
Dalam 90 menit, beberapa kali keduanya menyisipkan lagu-lagu hits musisi lain macam âLove Your Selfâ milik Justin Bieber, âZombieâ dari The Cranberries, âWhen We Were Youngâ dari the Killers, sampai âWe Will Rock Youâ milik Queen. Tentu, lagu-lagu itu dibawakan untuk menciptakan koor massal.
Sayangnya, usaha menciptakan koor massal ini nggak diimbangi dengan kemampuan setengah dari The Chainsmokers dalam berolah vokal. Untuk ukuran performers peraih Grammy, vokal Andrew masih terasa sumbang di lagu-lagu âEverybody Hates Meâ, âSick Boyâ, dan âParisâ.
Bahkan saat bagian akhir âBloodstreamâ dibawakan tanpa iringan musik, vokal Andrew makin terdengar jelas sumbang. Beruntung Andrew punya Alex yang cukup pandai menyamarkan suara sumbang rekannya dengan ragam efek vokal.
Sejauh ini, The Chainsmokers masih enak untuk didengarkan dan disaksikan jika bersama teman-teman dan bir yang menemani. Jika nggak ada keduanya, saya merekomendasikan dengarkan duo ini di aplikasi music streamingmu saja.
Batok.co: Berita musik dan gaya hidup terkini.
You may be interested
Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian
Batok.co - Nov 30, 2018Selamat jalan Stephen Hillenburg.
Netizen heboh, kaki burung hantu ternyata jenjang banget
Batok.co - Nov 29, 2018WOW!
Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)
Batok.co - Nov 29, 2018âNgapa lu loncat lontong!â