Mendengarkan ‘Ego & Fungsi Otak’ milik Fourtwnty: Menerima realita tanpa menjadi biasa (Review album)

Dalam sebuah teori di ilmu psikologi, ego bisa diartikan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan yang muncul dari dalam diri.

Dan tujuh lagu di album kedua Fourtwnty, ‘Ego & Fungsi Otak’ mengingatkan kita akan hal itu.

Album ini dibuka dengan ‘Segelas Berdua’. Suara lembut Ari Lesmana serta petikan getir Nuwi terasa menjadi pemanasan yang menyenangkan. Teduh rasanya membayangkan kisah yang tertulis di lagu ini. Tentang romansa yang tidak berlebih, namun kaya makna akan sebuah pemenuhan ego dalam hati.

Sementara itu, lagu kedua yang bertajuk ‘Zona Nyaman’ rasanya sudah tak asing lagi di telinga.Single yang pernah menjadi soundtrack sekuel film ‘Filosofi Kopi’ ini tetap tak bosan didengar. Bait “kita ini insan bukan seekor sapi” terasa sangat kuat, mengingatkan kita tentang nikmatnya berdiri di kaki sendirii. Entah sudah berapa lama kita merelakan diri di zona nyaman.

Selain dua lagu di atas. Track ‘Kusut’ dan ‘Kita Pasti Tua’ adalah dua karya yang paling mengena di album ini. Keduanya mengalun sederhana dengan feel kehilangan yang sangat kuat.

‘Nyanyian Surau’, ‘Trilogi’, dan ‘Realita’ pun nikmat untuk didengar. ‘Realita’ bahkan dapat digambarkan sebagai salah satu contoh kasus pola pikir yang sering kita alami.

Pada akhirnya, album ‘Ego & Fungsi Otak’ adalah tentang seberapa jauh kita mampu memahami realita tanpa menjadi biasa. Yang jelas album ini mampu menghangatkan hati kita.

Batok.co: Berita musik dan gaya hidup terkini.