‘Aruna dan Lidahnya’ bak kisah nyata, tak sekedar makan-makan (Review film)

Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra kembali dipertemukan dalam film. Bukan sebagai pasangan, dalam ‘Aruna dan Lidahnya’ mereka jadi tukang makan.

Aruna (Dian Sastro), Bono (Nicholas Saputra) bareng sahabatnya Nadezhda (Hannah Al Rashid) dan cowok yang pernah dia taksir, Farish (Oka Antara) bakal menyelipkan drama persahabatan dan cinta diantara perjalanan kulinernya.

Dimulai dengan tujuan utama yang berbeda-beda, mereka berempat bersatu menyusuri Surabaya, Madura, Pontianak, dan Singkawang sambil mencicipi masakan di setiap daerah.

Ceritanya sederhana, seringan akting para pemeran nya. Nonton ‘Aruna dan Lidahnya’ juga terasa nyata, bagaikan refleksi kehidupan persahabatan, doyan ngobrol plus curhat apa aja sambil makan.

Menit-menit pertama menontonnya sempat mengira ceritanya bakal manis-manis terus tanpa prahara, namun mendekati akhir film justru konflik tak terduga terus bermunculan.

Menikmati ‘Aruna dan Lidahnya’ selain disuguhkan akting menawan dari keempat pemeran utamanya, keindahan kota dan makanan turut divisualisasikan dengan apik.

Coba bayangkan saat mereka makan, kamera menyorot kepulan asap dari kuah panas menu yang dipesan. Sedap.

‘Aruna dan Lidahnya’ diangkat dari novel berjudul sama karya Laksmi Pamuntjak. Film nya akan tayang mulai 27 September mendatang.

Mending makan dulu sebelum nonton.

Batok.co: Berita musik dan gaya hidup terkini.