​TNI – rakyat ribut urusan rumah (lagi)

Masalah klasik rumah dinas TNI: hanya bisa ditempati sampai masa dinas selesai. Pensiun tanpa uang cukup untuk beli rumah baru, si rumah dinas lantas ditempati keluarga beranak-pinak bertahun-tahun. Saat akhirnya “ditagih” oleh warga, keributan pun terjadi karena sama-sama merasa berhak.

Begitupun kejadian terbaru di Kompleks Kostrad Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Warga mengaku adanya ancaman tembak di tempat oleh pihak TNI terkait pengosongan rumah dinas.

“Biasa kan, untuk memperbesar masalah, memperkeruh masalah, menarik perhatian orang,” komentar Brigadir Jenderal Wuryanto, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat saat dimintai keterangan oleh Kompas.

“Yakinlah, kita akan mengedepankan sisi kemanusiaan.”

Warga mengaku, pernah ada dua pertemuan membahas masalah ini tapi pihak Kostrad dianggap mendominasi dan represif.

“Enggak ada duduk bersama TNI ada solusi,” ungkap T, warga Kompleks Kostrad.

Hanya satu pihak yang bisa memberi solusi sih: pemerintah. Sayangnya, pemerintah belum punya sistem tepat untuk mengurus kesejahteraan anggota TNI dan keluarganya. Mengabdikan hidup untuk negara pantas dapat imbalan layak, paling tidak, rumah sendiri.

Jangan sampai TNI mesti “melawan” rakyat sendiri hanya karena berebut rumah dinas. Sepertinya bisa deh,anggaran rumah dinas atau mungkin biaya komunikasi anggota DPR disunat sedikit untuk keluarga tentara. Yahaha right.