​Kursi Prioritas: Hak dan kewajiban masyarakat

Walaupun sering naik kendaraan umum, mungkin banyak dari kita yang gak terlalu ngeh dengan kursi prioritas. Tapi kursi prioritas ini ada lho, dan semestinya sih, hanya boleh ditempati oleh beberapa orang yaitu: ibu hamil, membawa anak, lansia dan mereka dengan disabilitas. Di KRL Commuterline, kursi prioritas ditempatkan di pojok kereta, sementara di bus TransJakarta biasanya di belakang kursi pengemudi.

Seperti jutaan aturan lain di Jakarta yang semestinya dihormati, fungsi kursi prioritas justru dilanggar dengan bebas. Kursi yang di negara lain diharamkan untuk diduduki oleh selain golongan tertentu, turun derajat jadi kursi untuk siapa saja.

Diberitakan oleh Kompas, seorang pria tertidur di kursi prioritas tanpa pedulikan ibu hamil yang berdiri di depannya dalam kereta.

Si perempuan hamil enggan menegur.

“Sudah enggak apa-apa, saya berdiri aja . Entar malah saya yang dimarahi,” ujar perempuan yang bepergian dengan anak balita ini.

Saat akhirnya ditegur, pria ini segera bangkit dan memberikan kursinya. Masalah selesai?

Eits gak segampang itu.

Capek sih memang kalau ngobrol masalah kesadaran masyarakat di Jakarta. Di situasi barusan, si pria tidur gak peduli dengan peraturan, yang diperparah dengan ibu hamil juga gak memperjuangkan hak istimewanya untuk duduk, belum lagi penumpang sekitar seakan acuh saja tak peduli dan seakan menanti pahlawan yang punya keberanian menegur. Situasi macam ini akan terus berulang hingga akhirnya mungkin muncul Dinda-Dinda lain di masa depan.

Padahal kan kursi prioritas memang dibuat supaya mereka yang harusnya duduk selalu mendapat kursi dan gak perlu pasang tampang mengiba pada penumpang lain. Atau perlu satu kereta isinya kursi prioritas semua biar penumpang muda sehat enerjik berdiri sekalian?

Sama-sama sadar yuk. Sadar kewajiban, hak dan sadar untuk saling mengingatkan.