PRJ Senayan: Pedagang maupun pengunjung, kok gak pada senang?

Pekan Raya Jakarta (PRJ) yang diselenggarakan untuk menyambut hari jadi kota Jakarta, harusnya bikin senang warga. Tapi PRJ tahun 2015 yang dibuat di Parkir Timur Gelora Bung Karno kawasan Senayan justru dinilai gagal total oleh semua pihak, baik pedagang maupun pengunjung.

Lokasi yang sebetulnya cukup strategis (gak sejauh Kemayoran bagi orang-orang JakSel dan sekitarnya) dan pengunjung boleh masuk gratis.
Tapi kondisinya lebih mirip pasar sedang off: sepiiiii. Gerbang masuknya kecil dan nyaris tanpa spanduk pemberitahuan. Masih tersisa empat hari hingga penutupan, tapi kondisinya memang seperti pameran sudah selesai.

“Sepinya parah banget, kayak kuburan,” komentar Damar, salah seorang pengunjung, seperti dikutip Detik. 

Kalau beruntung ke sini sedang cukup ramai dan stand buka, siap-siap untuk terkaget-kaget dengan harga makanan yang dijajakan. Seporsi nasi rames biasa bisa dihargai Rp 40 ribu.

“Saya beli nasi goreng, biasa aja ada bakso sama sosis 30 ribu. Temen saya beli sate padang harganya Rp 25 ribu. Harga makanan disini bikin tipis kantong. Rata-rata orang pas bayar, pada kaget,” kisah Yudha pada Warta Kota. 

Sementara para pedagang mengeluhkan ketiadaan listrik sementara PRJ beroperasi pukul 16.00 hingga 22.00, dan kondisi sepi pengunjung yang membuat target penjualan tak tercapai.

Hari Minggu kemarin, beberapa lokasi bahkan tergenang air. Padahal uang yang dikeluarkan untuk menyewa booth dan vendor berkisar antara 2 juta hingga Rp 20 juta. Pedagang sempat berdemo dan sampai sekarang masih terus meminta pertanggungjawaban pihak penyelenggara.

“Bisnis adalah bisnis, kami minta pengembalian sewa,” tegas Ayu, salah satu pedagang minuman ringan.

Hmm.. Event besar seperti ini harusnya lebih seru dari “kuburan” yang harga makanannya mahal sih ya.