33 pramugari gugat Garuda Indonesia karena diskriminasi gender

Sejak memenangkan penghargaan The World’s Best Cabin Crew dari Skytrax pada tahun 2014 dan 2015, Garuda Indonesia menjadi maskapai kebanggaan banyak orang Indonesia.

Tapi sehebat apapun Garuda Indonesia, ternyata masih ada isu ketidakadilan kesejahteraan berdasarkan gender di dalam perusahaan itu sendiri.

Tahun 2005, Dirut PT Garuda Indonesia mengeluarkan surat keputusan yang menyatakan pramugari Garuda Indonesia harus pensiun di usia 46 tahun. Sedangkan pramugara tetap pensiun di usia 56 tahun.

Senin kemarin, 33 pramugari Garuda Indonesia mendatangi lanjutan sidang pengadilan hubungan industrial di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, setelah menggugat Garuda Indonesia atas diskriminasi gender ini.

“PT Garuda Indonesia telah mengingkari jasa-jasa kami. Garuda Indonesia meraih predikat The World’s Best Cabin Crew atau Awak Kabin Terbaik dalam dua tahun terakhir versi Skytrax. Itu semua tidak terlepas dari kerja keras kami juga. Namun pihak PT Garuda mencampakkan kami,” tegas Sri Yanelvadi Dewi di pengadilan seperti dikutip BeritaSatu.

Lewat kuasa hukum mereka, Budi Santoso SH, para pramugari ini mengaku diberikan formulir perubahan usia pensiun bagi awak kabin wanita oleh Garuda. Namun, sampai saat ini pramugara Garuda tidak ada yang menerima form perubahan usia pensiun tersebut.

Sedangkan kuasa hukum Garuda, Irfansyah Siregar SH, membantah bahwa kliennya melakukan diskriminasi dan bahwa pilihan untuk pensiun lebih cepat itu adalah inisiatif dan keputusan para penggugat.

Jadi pelik begini ya. Apa persaingan industri aviasi di Indonesia mengharuskan maskapai untuk terus memiliki pramugari yang muda dan cantik ya? Kasian dong yang lebih tua tapi masih punya skill yang memadai.