Apakah Indonesia anti LGBT? Kalau iya, apakah kita harus mengucilkan diri dari dunia?
Gak habis-habisnya LGBT diekspos dan dicoba ādikontrolā di Indonesia. Mau itu bentuknya konseling sampai sosialisasi soal penyakit HIV/AIDS, kalau berhubungan dengan LGBT, harus dilarang karena bisa meresahkan masyarakat.
Bentuk kontrol LGBT di negara kita yang mayoritas warganya pemeluk agama Islam ini juga udah ānaik levelā. Negara ataupun tokoh masyarakat, seperti ulama, sama-sama lantang meneriakkan LGBT adalah penyakit dan gak sesuai dengan norma negara kita. Bahkan, emoji di aplikasi chatting yang mengandung ādukunganā terhadap LGBT juga gak boleh ada di Indonesia.
Keresahan masyarakat akan LGBT sepertinya mau ditambah lagi dengan cara mengekspos produk-produk yang mendukung LGBT.
Starbucks tentu bukan satu-satunya franchise yang secara terbuka klaim mendukung kesetaraan hak LGBT, khususnya gay marriage di Amerika Serikat. Ada puluhan perusahaan besar yang mengekspresikan dukungannya saat Mahkamah Agung Amerika Serikat melegalkan gay marriage pada Juni tahun lalu, termasuk di antaranya Johnson & Johnson, Procter & Gamble (P&G), GAP, Leviās, Apple, Microsoft, Google, Facebook, Instagram, dan juga Youtube.
Hal ini pun gak luput dari kritik netizen terhadap tweet AA Gym.
Dari tweet di ataslah kami jadi berpikir: apa iya warga Indonesia gak boleh pakai semua produk dan layanan perusahaan-perusahaan besar itu karena mereka mendukung LGBT? Jangankan gak punya HP, bisa-bisa kita harus telanjang kalau begitu.
Sebetulnya kami juga bingung, sekarang Indonesia sebenarnya anti apa? Anti LGBT, anti Amerika, anti korporasi, atau anti apa sih?
Semoga sih bukan anti dari kehidupan yang berusaha memahami keragaman manusia dan budaya dengan cara damai.
You may be interested
Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian
Batok.co - Nov 30, 2018Selamat jalan Stephen Hillenburg.
Netizen heboh, kaki burung hantu ternyata jenjang banget
Batok.co - Nov 29, 2018WOW!
Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)
Batok.co - Nov 29, 2018āNgapa lu loncat lontong!ā