Solusi saat bokek: di Semarang bayar makan bisa pakai sampah plastik

Duit di dompet sudah menipis tapi pingin makan di luar? Di Semarang kamu bisa loh makan tanpa bayar pakai duit. Terus bayar pakai apa dong?

Sebuah warung makan di kawasan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Jatibarang, Semarang, gak menerima uang sebagai metode pembayaran. Sarimin dan Suyatmi, pemilik warung makan, meminta pelanggannya untuk membawa sampah plastik sebagai gantinya. Sampah plastik dihargai Rp 400 untuk yang basah dan Rp 500 untuk yang kering.

Tapi kamu harus bawa minimal 20 kilogram sampah plastik. Berat juga ya.

Gak hanya itu, nama warung makannya juga unik: Kantin Gas Methan. Keren kan? Ternyata nama itu terinspirasi dari sumber energi alternatif yang digunakan untuk memasak, gas metana. Gas tersebut didapatkan secara gratis karena berasal dari timbunan sampah yang memang diberdayakan oleh Pemkot Semarang.

“Ini merupakan program inovatif memberdayakan masyarakat agar memahami pengolahan sampah menjadi barang yang lebih berguna, warung semacam ini selain untuk mendukung program pemerintah pusat memerangi sampah plastik dengan kantong plastik berbayar, kantin bu Yatmi ini menerima pembayaran makanan dengan sampah plastik, saya kira ini merupakan inspirasi yang bisa dikembangkan ditempat lain,  memberdayakan ekonomi masyarakat bawah untuk menghidupi keluarganya,” terang Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dikutip dari Detik.

Semua ini berawal karena dulu banyak yang berhutang ke pemilik warung. Karena pada susah bayar duit, akhirnya pemilik warung pun legowo terima sampah plastik sebagai pembayaran. Kerennya, mereka mengaku bisa dapat untung finansial dari metode ini.

Ada sampah plastik bertumpuk di rumah? Coba aja ke Kantin Gas Methan, mana tau bisa diubah jadi tempe goreng.