Wawancara JRX SID: Soal Devildice, Reklamasi, Ahmad Dhani, dan Jokowi

March 12, 2018
11435 Views
Jerinx (Foto: Instagram)

Sejak berkibar bersama Superman Is Dead, sosok Jerinx boleh dibilang punya pengaruh yang besar di ranah punk Tanah Air.

Selain berani mengobrak-abrik persepsi miring para kaum punk terhadap major label, ia pun lantang menyadarkan masyarakat akan isu-isu sosial dan lingkungan. Termasuk soal Reklamasi Teluk Benoa.

Itu kenapa, setelah beberapa kali membahas sosoknya, saya memutuskan untuk menyapa sang drummer sekaligus vokalis Devildice ini.

Yang pasti, kalau kamu sempat baca artikel Batok soal pandangannya terhadap LGBT dan indie label, obrolan panas kali ini bakal bikin kamu semakin paham dengan pemikiran kritisnya. Simak wawancara lengkapnya berikut ini:

Superman Is Dead (Foto: Instagram)

Superman Is Dead (Foto: Instagram/jrxsid)

Bab Satu: SID dan Devildice

Saya sudah mendengar beberapa teaser lagu baru Devildice (DD) yang anda share di media sosial. Kedengarannya sangat keren. Kalau boleh tahu dari segi lirik dan musik, akan seberapa jauh berbeda album Kings of The Outcast dari karya-karya Devildice sebelumnya?

Wah, terima kasih mas! Album Kings of The Outcast (KTO) akan menjadi album paling menarik, eklektik dan menantang yang pernah Devildice kerjakan. Tanpa mengesampingkan peran Fahmi (trumpet/vokal latar) dan Jemy (drums/tukang pukul), kontribusi dua personel baru DD, Sony B (lead guitar) dan Adi (bass/vokal latar) sungguh memberi optimisme dan nuansa yang luar biasa menyenangkan, baik dalam sesi rekaman maupun on stage.

Mereka adalah dua musisi dengan kecakapan disiplin ilmu serta daya determinasi yang tinggi. Kemampuan aransemen Sony bagaikan Dewa Mesir nya para kucing, memberi 9 nyawa baru pada lagu-lagu yang saya tulis. Secara psikologis, DD sedang berada di level yang sangat sehat. Nothing but love towards each other. We are a very tight rock ā€˜nā€™ roll gang, we know it, and we love everything we do together. No more drama! Just fun, and loads of girls and alcohol!

Saat anda menemukan inspirasi membuat lagu, bagaimana cara anda mengetahui kalau lagu tersebut lebih cocok di Devildice atau Superman Is Dead?

Dari nada dasarnya. Jika lagu yang saya tulis cenderung gelap, kadang megah, agak bernuansa Latin, moody dan sedikit rock ā€˜nā€™ roll, maka bisa dipastikan ia akan menjadi lagu DD. Namun jika ia memiliki nuansa bright, positive, anthemic, melodic dan banyak bermain di range vokal tinggi, that belongs to SID.

Devildice (Instagram.com/jrx_sid - Photo by: @diktatphotography)

Devildice (Foto: Instagram.com/diktatphotography)

Kapan album ini akan rilis. Dan bagaimana cara para penggemar di luar Bali mendapatkan albumnya?

DD masih memiliki kontrak 1 album lagi dengan Sony Music Indonesia. Saya ingin ia rilis tahun ini, sebelum saya tur ke Eropa bersama SID, September 2017. Namun jika Sony Music tak tertarik merilisnya, kami akan rilis sendiri. Yang pasti tidak dijual di gerai ayam. Kami memilih memasarkannya di tiap Polsek di seluruh Indonesia. Jika itu memungkinkan.

Oh ya, belakangan anda juga suka akustikan. Mungkin gak suatu hari nanti merilis album solo atau duo? Kalau iya, seperti apa albumnya nanti?

Belum kepikiran. Namun konsep itu mungkin terdengar seksi di kala usia saya menginjak kepala…. Donald Trump? Ha.

Jerinx (Instagram.com/jrxsid - Photo by: @rahadipurnawan)

Jerinx (Foto: Instagram.com/rahadipurnawan)

Bab Dua: Reklamasi

Mengenai perjuangan Bali Tolak Reklamasi (BTR), perkembangan apa yang sekiranya masyarakat awam perlu tahu?

Wah akan panjang ini penjelasannya. But garis besarnya adalah: reklamasi masih belum terjadi karena terganjal masalah AMDAL. Sementara resistensi dari puluhan desa adat, seniman, musisi, pelajar dll masih kuat dan solid. Jika sampai harus ada pertumpahan darah/perang saudara untuk menekan JKW agar mencabut Perpres 51 tahun 2014 warisan SBY, maka warga Bali sudah siap akan kemungkinan terburuk. Untuk info yang lebih detil dan substansial, mohon kunjungi www.forbali.org.

Mungkin banyak yang ingin tahu, apa yang anak muda bisa lakukan untuk mendukung perjuangan BTR? Termasuk yang berada di luar Bali.

Cara yang paling efektif: turun ke jalan! Jangan lagi alergi dengan yang namanya demonstrasi. Tak usah lagi bergaya bak priyayi yang selalu berlindung di balik argumen ‘saya berjuang dengan cara saya sendiri’. Sebuah argumen yang lebih menyerupai justifikasi terhadap ego; gengsi terlihat ikut-ikutan, malu dicap anak buah, takut punya musuh.

Catat ini: jika kita semua berjuang dengan cara sendiri, percayalah perubahan tak kan pernah terjadi. Why? Karena yang kita lawan adalah korporasi, mereka terorganisir, satu komando, melibatkan orang-orang cerdas yang dibayar mahal untuk membuat keputusan-keputusan cerdik.

Bagi kawan-kawan di luar Bali, kamu bisa support BTR dengan cara posting isu-isu terkait BTR di socmed mu. Jika ingin membantu secara finansial (karena BTR bukanlah gerakan yang didanai cagub atau elit politik), bisa dengan membeli kaos BTR di www.forbali.org

SID (Foto: Instagram.com/guswib_)

SID (Foto: Instagram.com/guswib_)

SID baru-baru ini menolak lagu ā€˜Jadilah Legendaā€™ dipakai oleh Istana. Selain banyak membuat decak kagum, apakah ini sebuah pernyataan kalau SID dan Jerinx akan selalu menjadi band yang kritis terhadap penguasa?

Saya tidak berharap orang kagum terhadap keputusan saya. Saya hanya ingin ‘menampar’ JKW. Saya kecewa pada JKW yang bungkam terhadap kasus Kendeng dan wafatnya Bu Patmi. Saya kecewa JKW bungkam terhadap reklamasi Teluk Benoa. Saya kecewa telah bertemu beliau pada 2015, menyampaikan langsung kronologi serta data kasus reklamasi namun beliau tetap bungkam hingga kini.

Bagaimana beliau bisa menjadi legenda jika masih saja menjadi tawanan kepentingan pemodal? Beliau harusnya malu. Pilpres beliau unggul 74% di Bali karena warga Bali percaya beliau akan batalkan reklamasi.

Jujur, saya rasa JKW tidak pernah benar-benar suka SID. Bagi beliau, SID hanyalah statistik. Jauh sebelum kasus penolakan pemakaian lagu Jadilah Legenda, beliau selalu menyebut nama SID sebagai salah satu band favoritnya dalam berbagai wawancara. Namun setelah kasus penolakan pemakaian lagu, dalam program #JokowiMenjawab, saat ada yang bertanya apa band kesukaan beliau, nama SID sudah tidak disebutkan lagi. Dari sana kita bisa tahu jika JKW tidak pernah menyukai SID secara band. Kami hanyalah angka. Statistik. What a typical politician’s move.

Penting dicatat, saya sedikitpun gak berniat menjadi oposan semacam Ahmad Dhani. Ia oposan paling norak dan kampungan yang Indonesia pernah miliki. Sedikit-sedikit main isu SARA. Dulu ga suka FPI, sekarang nge-kost bareng. Go fukk yourself if you read this.

Jerinx bersama fans membersihkan sampah di pantai (Foto: Instagram)

Jerinx bersama fans membersihkan sampah di pantai (Foto: Instagram)

Bab Tiga: Fans dan kepedulian lingkungan

Ketika ada beberapa musisi yang main aman demi bisa mempertahankan fansnya, anda justru berani ‘mendidik’ dengan topik-topik yang terkadang bisa bikin sebagian followers anda berbalik mengata-ngatai anda. Pernah gak sih takut kehilangan fans?

Sama sekali tidak. They can go screw themselves and listen to bands yang punya idealisme selaras dengan mereka. Ada ribuan band kelas Sarimi di negara ini kok. And I don’t wanna deal with too much MSG in my life. You know what I mean?

Saya sempat menonton salah satu episode JRX TV (Channel YouTube Jerinx) yang bercerita soal daur-ulang sampah. Menurut anda, seberapa besar kepedulian anak muda sekarang terhadap lingkungan?

It’s been great! Tiap tahun saya rasakan intensitas kepedulian anak muda terhadap alam semakin meningkat. Namun satu hal yang perlu digarisbawahi adalah; kita harus tahu skala prioritas.

I mean, mungkin ini akan terdengar sok, tapi sejak 2005 saya sudah berusaha mempopulerkan gerakan kurangi sampah plastik, beach clean up dan membudayakan bersepeda. Namun sejak 2013 hingga kini saya berkomitmen untuk fokus pada bencana sejati yang bisa menimbulkan kerusakan permanen dalam hitungan waktu yang pendek (dalam konteks ini, reklamasi Teluk Benoa).

Jadi harapan saya, jangan karena terjebak euphoria penanggulangan sampah lalu kamu lantas melupakan bencana yang lebih mematikan yang bisa terjadi kapan saja, terutama di saat kita (masyarakat) tidak kompak untuk melawan. Perlawanan bukanlah tren-tren an. Lagipula, bukan bermaksud rendahkan profesi tukang sampah, bukankah kita sudah bayar pajak pada pemerintah agar kita tak perlu ikut-ikutan jadi tukang sampah?

Laura Jane Grace (Foto: The Daily Beast)

Laura Jane Grace (Foto: The Daily Beast)

Bab Empat: Against Me! danĀ indie label

Dalam beberapa kesempatan, saya sempat melihat anda membahas lagu-lagu Against Me!. Anda juga punya buku karya vokalisnya yang kini dikenal dengan nama Laura Jane Grace. Bagaimana pendapat anda tentang beliau? Dan seberapa besar influence dari Against Me mengalir di musik anda?

I have mad respect for her! That sums up all my opinion about her. Apa yang dia lakukan, bertransformasi dari seorang pria menjadi seorang perempuan, and she did it with dignity and pride, thatā€™s a very punk rock thing to do.

Bagi saya, menjadi seorang punk adalah menjadi diri sendiri. Don’t let society drag you down with their so-called morality. Laura memberi contoh kepada kita untuk selalu menjadi diri sendiri meski itu berarti kamu harus melawan dunia seorang diri.

Secara musik saya suka dengan Against Me! Namun saya lebih terlena akan attitude Miss Laura. So ya, lagu-lagu yang saya tulis tidak akan terdengar seperti AM, namun secara spirit saya bersamanya.

Anda sempat menyinggung soal indie dan major dalam sebuah postingan di Instagram. Apakah anda merasa kebanggaan terhadap indie atau major sebagai hal yang terlalu berlebihan?

Yep. Berlebihan. Faktanya banyak kok band indie yang kelakuan dan cara kerjanya melebihi band major – bermain aman dalam pemilihan tema lagu, pemilihan gigs, penciptaan gimmicks, dll. Kadang muak juga lihat band yang terlalu mengagungkan status indie-nya seolah itu mendefinisikan ‘kemerdekaan yang absolut’. Padahal jika ada major label yang menawari mereka kontrak dengan kendali penuh di ranah berkesenian untuk musisinya, mereka juga pasti mau.

Intinya: major/indie sama saja. Gak semua band indie itu bagus, sama halnya dengan band major. Saat ini, yang bisa membedakan secara valid band satu dengan yang lain hanyalah integritas; talk the talk, walk the walk! No more fukken ‘make up’, you clowns.

Jerinx (Instagram.com/jrxsid - Photo by: @erickest)

Jerinx (Instagram.com/jrxsid – Photo by: @erickest)

Terakhir, jika anda terlahir dengan darah pop atau dangdut di nadi anda, kira-kira akan seperti apa lagu yang anda buat?

Duel yuk mas?

Baca juga:

Share your thoughts

You may be interested

Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian
Viral
0 shares26567 views
Viral
0 shares26567 views

Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian

Batok.co - Nov 30, 2018

Selamat jalan Stephen Hillenburg.

Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)
Viral
0 shares7345 views
Viral
0 shares7345 views

Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)

Batok.co - Nov 29, 2018

ā€œNgapa lu loncat lontong!ā€