‘Mantra Mantra’, mendengar Kunto Aji naik kelas dengan lirik bernas (Review)

Kunto Aji benar-benar serius untuk album solo keduanya. Jika di album pertama, kita disuguhkan dengan sembilan lagu yang berdasarkan riset dan berkonsep problematika generasi Y, maka di album ‘Mantra Mantra’ Aji bergerak lebih dalam lagi menuju hal-hal mendasar dalam hidup, terutama perihal ‘mental health’.

Makin serius karena tak hanya album berkonsep yang dia tawarkan kali ini. Melainkan juga musik yang benar-benar segar, baru dan belum pernah dilakukan Aji di album pertamanya.

Dimulai dengan lagu ‘Konon Katanya’. Aji langsung menghentak dengan sound yang lebih nge-band. Ini dibuktikan dengan versi live yang selalu memperlihatkan Aji bernyanyi sambil memainkan gitar.

‘Konon Katanya’ memang tak eksplisit menyoal kesehatan mental. Namun persoalan pilihan hidup yang kerap bertentangan dengan kemauan orang tua terdengar begitu nyata di lagu ini. Aji pun sukses mengejawantahkannya dengan notasi pop dan lirik repetitif easy listening di bagian reff.

Bergeser ke ‘Rancang Rencana’ dan ‘Topik Semalam’, dua lagu dengan tema hampir mirip dan intro mengalun perlahan, bahkan cenderung mengandalkan permainan ambience gitar, membuat siapa saja yang mendengarkan album ini bertanya berkali-kali, “Ini bener albumnya Kunto Aji?”

Meski dipadati ambience dan chord yang cenderung berprogresi, Aji tetap cerdas menuliskan lirik-lirik bijak namun terkesan dekat dengan problematika hidup sehari-hari kaum urban usia 20-an.

Dengar ‘Jakarta Jakarta’ dengan lirik curahan hati kaum urban ibukota : “Dalam hati aku selalu ingin beranjak pergi, kota yang sama yang membuat ku tegak berdiri.” Atau “Yang sebaiknya kau jaga adalah dirimu sendiri” dalam dua intro-outro ‘Sulung’ dan ‘Bungsu’.

Secara menyeluruh, Aji berhasil naik kelas, membawa pendengarnya menuju album berkualitas, dengan pilihan tema hidup kaum urban yang bernas.

Batok.co: Berita musik dan gaya hidup terkini.